Artikel ini ditulis karena kita memiliki background yang
sama yaitu berkarya
dan berdakwah di dunia IT. Nah siapa pun yang masuk didunia
IT pasti merasakan
betapa waaahnya dunia IT ini, hehe. Kenapa bisa begitu? Yah
merasa gak merasa
Ini adalah artikel yang bener-bener bikin wah, pengen
belajar ilmu dibidang IT.
Peluang IT saat ini
Meski masih banyak dibutuhkan di dalam negeri, peluang kerja di negeri orang
pun terbuka lebar.
Dua tahun lalu ada
berita yang cukup heboh sekaligus membanggakan buat bangsa
Indonesia. Mungkin Anda masih ingat dengan nama Harianto
Wijaya.
Yang pasti, putra
bangsa ini tercatat sebagai penerima pertama surat izin
bekerja bagi warga asing di Jerman, langsung dari Menteri
Tenaga Kerja Walter
Riester. Harianto yang kala itu juga mahasiswa program
doktor Jurusan
Informatika di Universitas Teknik (RWTH) Aachen, Jerman,
memang punya prestasi
pendidikan TI (teknologi informasi) yang luar biasa. Tidak
heran ia bisa
mendapatkan green card.
Mengapa negara
sekaliber Jerman mesti mendapat suplai tenaga TI dari luar
negaranya? Kurang sumber daya? Dugaan itu ternyata betul.
Perkembangan pesat
teknologi informasi memang tidak hanya membuat ketar-ketir
negara dunia ketiga,
negara dunia pertama
macam Jerman pun mulai merasakan akibatnya: kekurangan
pakar TI yang tidak bisa didapatkan dari kalangan sendiri.
Maklum, jumlah yang
dibutuhkan juga tak bisa dibilang sedikit. Tercatat saat
itu sekitar 75.000 orang diperlukan oleh Jerman. Itu baru
Jerman, belum negara
lain. Tahukah Anda ternyata negara sebesar dan semaju
Amerika Serikat(note:
Bidang IT) pun masih mengimpor tenaga TI dari negara-negara
di Asia, seperti
India dan Cina.
Lowongan dari luar Indonesia untuk tenaga kerja TI kita banyak. Yang
tercatat
pada kami bisa puluhan ribu lowongan, jelas Edi
S. Tjahya, managing director
JobsDB.com - sebuah portal informasi lowongan kerja.
Lowongan sebanyak itu pun
baru untuk wilayah Asia Pasifik.
Mengail di Negeri Orang
Secara kualitatif, kondisi sumber daya manusia Indonesia di bidang IT
tidak
kalah kualitas dibanding SDM dari negara seperti India
sekalipun, papar Heru
Nugroho, CEO PT Work IT Out, sebuah perusahaan penyalur
tenaga kerja TI ke luar
negeri.
Peluang bagi tenaga
kerja TI untuk keluar negeri pun terbuka luas, seperti
yang diungkapkan oleh Budi Raharjo, pakar TI dari Institut
Teknologi Bandung.
Kesempatan tetap terbuka, apalagi
didukung oleh faktor bergesernya dominasi
India yang dikenal sebagai sumber SDM TI,tambah Budi.
Tawaran gajinya pun
cukup menggiurkan. Bayangkan, untuk tenaga kerja TI kelas
pemula sampai menengah, perusahaan di luar negeri berani
menawarkan upah
sekitar US$ 400 sampai US$ 600 (sekitar Rp 3, 6 juta sampai
Rp 5,5 juta) per
bulan.
Di kelas yang sama di dalam negeri, paling mereka hanya ditawarkan gaji
sekitar Rp 900.000 sampai Rp 2,5 juta per bulannya, ungkap Heru.
Itu baru yang pemula.
Untuk yang sudah punya keahlian spesifik dan
berpengalaman, di luar negeri gajinya bisa mencapai US$
2.000 - 2.500 (sekitar
Rp 18,2 juta sampai 22,7 juta) per bulan. Tiga kali lipat
dibanding di dalam
negeri yang pasarannya sekitar Rp 7 sampai 10 juta.
Bidang kerja TI yang
terbuka pun beragam dan hampir sama dengan yang ada di
lokalan. Engineer untuk
networking dan wireless serta programer, yang banyak
dicari, ujar Budi.
Heru pun sependapat
dengan Budi. Hanya saja, tenaga TI yang memiliki kemampuan
terspesialisasi seringkali dicari.
Kebanyakan yang dicari adalah pada bidang yang spesifik, misalnya
SAP.
Sayangnya agak susah mencari tenaga kerja yang sudah
spesifik ini. Saya pernah
kesulitan mencari tenaga analis dan programer spesifikasi
Oracle, yang juga
mesti menguasai detil dengan segala aksesori aplikasinya, papar Heru.
Masalah Kualitas
Meski terbuka peluang
kerja di luar negeri dan di dalam negeri, umumnya
perusahaan di luar negeri menyodorkan banyak persyaratan,
yang memang agak
susah untuk ditembus. Nah, yang jadi persoalan
ujung-ujungnya adalah kualitas.
Kendala bahasa Inggris memang biasanya menjadi penghambat, tandas Hadrian
Nataprawira, CEO DBMnet, yang bergerak di bidang pendidikan
web bersertifikasi.
Juga faktor kultur yang berbeda.
Masalah lain yang
muncul adalah jarangnya tenaga ahli yang andal dan
berpengalaman di Indonesia. Sebagai
contoh, sulit mencari Java programmer
dengan pengalaman lima tahun, padahal umumnya di Indonesia
baru berpengalaman
tiga tahun. Beda dengan India, papar
Budi.
Persyaratannya pun
tidak sebatas ijazah dari universitas atau lembaga
pendidikan. Khusus untuk luar
negeri, kalau cuman sebatas itu, agak susah kami
memasarkannya. Pengalaman kerja dan sertifikasi keahlian
bertaraf internasional
merupakan hal yg cukup mutlak, ujar
Heru.
Perlu Sertifikasi
Di lapangan kerja di luar, sertifikat keahlian TI seperti
Microsoft, Cisco,
dan sejenisnya lebih dihargai. Beda dengan di Indonesia yang
mesti mengikuti
standar Bappenas. Punya sertifikat seabreg-abreg, tapi tidak
punya gelar S1,
maka akan dihargai rendah, papar
Budi
Sertifikasi berbeda
dengan ujian, lisensi ataupun registrasi. Sertifikasi ini
adalah semacam pengakuan keahlian yang dikeluarkan oleh
vendor TI yang terkait.
Misalnya sertifikasi Microsoft, Cisco, Unix, Oracle, Lotus,
dan sebagainya.
Intinya sih,
sertifikasi ditujukan untuk membentuk standar kemampuan dan
penguasaan kerja TI. Mereka yang memiliki sertifikasi
Microsoft, misalnya, akan
diakui kemampuannya dalam mengoperasikan aplikasi-aplikasi
keluaran Microsoft.
Hal ini dikarenakan mereka secara langsung sudah di-training
dan dididik oleh
Microsoft training center atau lembaga pendidikan yang
ditunjuk oleh Microsoft.
Lembaga pendidikan
bersertifikasi ini pun sekarang cukup banyak. Seiring
semakin sadarnya para ahli TI untuk mengikuti perkembangan
teknologi yang pesat.
Memang, ada perbedaan
yang mendasar mengenai pentingnya sertifikasi dan
ijasah. Ijazah adalah hasil pendidikan secara formal, dan
sertifikasi adalah
hasil belajar non-formal (semacam kursus). Idealnya, seseorang SDM TI memiliki
keduanya, ijazah dan sertifikasi, papar
Bambang Wahyudi, Dekan Faklutas Ilmu
Komputer, Universitas Gunadarma.
LOWONGAN
(note:sering baca
lowongan biar tau pasaran skill yang banyak dicari orang,
trus biar siap kita diluar sana)
www.jobstreet.com
www.itjobs.org
www.careerbuilder.com
www.clickitjobs.com
www.jobsdb.com
www.dice.com
www.hotjobs.com/htdocs/channels/tech
www.how2findajob.com
www.itcareersource.com
www.itwow.com
www.jobcircle.com
jobs.internet.com
www.jobs.net/locations/id/indonesia.html
MODAL
Jika Anda ingin
mencoba peruntungan Anda di bidang TI pada peluang kerja di
luar negeri atau pun dalam negeri, tentu saja Anda mesti
punya bekal. Apa saja
modal yang mesti Anda miliki? Ancar-ancarnya sebagai
berikut:
Berkemampuan bahasa
internasional, minimal fasih bahasa Inggris(soalnya banyak
artikel yang ditulis pakek bahasa ini)
Pengalaman kerja
cukup
Memiliki sertifikasi
keahlian atau spesialisasi di bidang TI bertaraf
internasional(ini bener-bener akan memudahkan kita) Memiliki
etika kerja yang
baik(ini yang penting saudara-saudara, klo gak punya
siap-siap dikucilkan,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar