Senin, 20 Mei 2013

TULISAN 1 ( EPTSI )

Bank BRI Laksanakan Program Penanggulangan Kemiskinan



Upaya Pemerintah menanggulangi kemiskinan merupakan salah satu program yang menjadi prioritas dan komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Program-program kemiskinan dibagi menjadi 4 (empat) untuk mempertajam focus pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yaitu:

Klaster 1:  Program Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial, yang dilaksanakan dengan tujuan mengurangi beban masyarakat dan keluarga miskin dalam pemenuhan kebutuhan dasar melalui peningkatan akses pelayanan dasar antara lain melalui makanan, kesehatan dan pendidikan.


Klaster 2: Program Pemberdayaan Masyarakat (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas, kemandirian dan pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan.


 Klaster 3: Program Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), yang dilaksanakan dengan tujuan membantu usaha mikro dan kecil untuk meningkatkan kapasitas dan memperluas usahanya agar kehidupan masyarakat miskin semakin stabil dan pendapatan meningkat.


Klaster 4: Program Pro Rakyat yang dilaksanakan dengan tujuan melengkapi berbagai program dan kegiatan yang telah dijalankan melalui 3 klaster program penanggulangan kemiskinan dan membantu kebutuhan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan termajinalkan.  


Program penanggulangan kemiskinan khususnya untuk klaster 2 yaitu Program Pemberdayaan Masyarakat (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) PNPM-Mandiri telah banyak yang berhasil dan lulus untuk masuk ke klaster 3 (Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah /UMKM). Masyarakat yang telah lulus dari Klaster 2 ke Klaster 3 perlu didorong untuk menerima kredit mikro dari perbankan dan dari lembaga keuangan mikro lainnya dalam rangka mengembangkan usahanya yang lebih besar.


Bank BRI sebagai salah satu Bank BUMN melihat, bahwa banyak penerima manfaat PNPM Mandiri yang menjadi usaha mikro dan kecil memiliki potensi untuk dikembangkan. Bank BRI juga melihat bahwa PNPM Mandiri telah dibentuk dengan system yang dilakukan secara akuntable, transparan, serta bertanggungjawab.


Saat ini Bank BRI berniat untuk ikut serta dalam program penanggulangan kemiskinan melalui sistem PNPM Mandiri sebagai penguatan modal bagi Usaha Mikro dan Kecil yang terbentuk. Untuk itu telah dilakukan penandatangan Pilot Model untuk mengembangkan usaha mikro dan kecil. Pilot model ini merupakan uji coba dan telah disepakati untuk membuat “Model Pembiayaan Bagi Anggota PNPM-Mandiri Perkotaan Wilayah Yogyakarta dan Solo Raya dengan Bank BRI Kanwil Yogyakarta”. Pilot Model ini telah dilaksanakan dalam bentuk perjanjian kerjasama (PKS) dengan melibatkan Forum Komunikasi Badan Keswadayaan Masyarakat (FK-BKM) PNPM Mandiri perkotaan dengan Bank BRI Kanwil Yogyakarta pada tanggal 16 Januari 2012.


Dalam hal pembiayaan ini Bank BRI menerapkan 2 pola yaitu :


 Pembiayaan kepada anggota kelompok swadaya masyarakat (KSM) secara langsung yang telah lulus dari PNPM Mandiri dengan produk bank BRI seperti KUR, KUPEDES dan Kredit Ketahan Pangan dan Energi (KKPE) bagi kelompok yang memiliki usaha di Bidang Pertanian.


Pembiayaan kepada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) atau Unit Pengelola Keuangan (UPK) melalui KUR Linkage.


Selain itu juga melalui MOU antara Kementerian Pelaksana PNPM Mandiri dengan Direktur Utama Bank BRI telah disepakati bersama untuk memperluas jangkauan kerjasama PNPM Mandiri dengan Bank BRI secara nasional dalam rangka memayungi PKS-PKS yang akan terbentuk dimasyarakat miskin.


Dengan melihat hal-hal di atas, stakeholder dan masyarakat seyogyanya mendukung niat baik Bank BRI sebagai Bank BUMN terlibat dalam program penanggulangan kemiskinan melalui system PNPM Mandiri sebagai penguatan modal bagi usaha mikro dan kecil (UMK). Alangkah baiknya apa yang telah dijalankan oleh Bank BRI juga diikuti oleh Bank-Bank BUMN lainnya atau bahkan juga perbankan nasional untuk memberikan kontribusi dan dukungannya terhadap program-program penanggulangan kemiskinan di Indonesia.

Sabtu, 11 Mei 2013

EPTSI / CSR DALAM PERUSAHAAN


tugas -3 ( eptsi )


CSR Menu Wajib Perbankan 

TANGGUNG jawab sosial perusahaan atau populer dengan istilah corporate social responsibility (CSR) sebenarnya bukan hal asing bagi bank. Sebab, sekarang, CSR di banyak industri tidak lagi hanya digunakan sebagai marketing gimmick. Tapi, sudah menjadi kebutuhan perusahaan bersangkutan untuk lebih dekat dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Meskipun istilah itu sudah cukup familiar di telinga banyak orang, hingga kini, belum ada pengertian tunggal tentang CSR. Tapi, CSR sebenarnya merupakan bagian strategi bisnis jangka panjang sebuah korporasi. Sebab, paradigma lama yang dulu sering diusung perusahaan, yaitu mengejar keuntungan semata dan menutup mata terhadap masyarakat sekitar, sudah tidak relevan lagi.

CSR juga berfungsi menjaga citra perusahaan di mata konsumen. Pembentukan citra sebagai perusahaan yang ramah lingkungan dan peduli terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar tempat usaha akan membuat pengoperasian bisnis berjalan lebih lancar. Dan, cepat atau lambat, perusahaan tersebut akan memetik buah manis, yaitu peningkatan profit usaha.

Aksi tanggung jawab sosial ini sudah sejak lama dilakukan berbagai industri di Indonesia. Apalagi, Indonesia ter­masuk negara rawan bencana, sehingga banyak celah bagi perusahaan untuk menerapkan CSR. Momen bencana sering dimanfaatkan berbagai perusahaan untuk menunjukkan kepedulian terhadap korban bencana alam yang memang membutuhkan uluran tangan.

Wujudnya bermacam-macam. Mulai dari sekadar membagi-bagikan paket makanan siap santap; membuka posko layanan kesehatan, telekomunikasi, dan perbaikan kendaraan di daerah bencana; hingga terjun langsung mengevakuasi pengungsi. Perusahaan berharap, dengan melakukan kegiatan CSR, citra dan awareness terhadap perusahaan itu pun akan terdongkrak.

PT Astra International, Tbk., misalnya, memiliki sistem dan prosedur tanggap darurat saat bencana datang. Perusahaan ini punya konsep, bujet, sistem, dan tim yang jelas untuk kegiatan CSR-nya. Perusahaan lain, seperti PT H.M. Sampoerna, memanfaatkan teknologi canggih untuk mengambil keputusan cepat dalam kondisi darurat (bencana). Satu hari pascabencana, tim Sampoerna Rescue bisa mengevakuasi korban menggunakan sejumlah peralatan, seperti perahu karet dan tenda darurat. Tim ini dikendalikan Divisi Community Development Sampoerna.

Bagi sebagian perusahaan, CSR memang penyeimbang antara kepentingan perusahaan dan masyarakat. CSR juga merupakan wujud nyata paradigma bahwa bisnis tidak hanya berjalan atas kepentingan pemegang saham (shareholders), tapi juga untuk stakeholders. Perusahaan tidak akan mengesampingkan kepentingan pekerja, konsumen, masyarakat, pemerintah, dan lingkungan.

Pemikiran yang sama juga terbersit dalam benak kalangan perbankan. Sektor ini juga melihat CSR sebagai kebutuhan. Bank Indonesia (BI) mewajibkan bank melakukan program CSR, terutama di bidang pendidikan. Dalam bankers dinner medio Januari lalu, Burhanuddin Abdullah, Gubernur BI, kembali menegaskan optimalisasi peran bank dalam pembiayaan pembangunan.

Salah satu poin penting optimalisasi tersebut adalah kewajiban menerapkan CSR di setiap bank. Bank Indonesia berpandangan bahwa CSR industri perbankan seyogianya dapat terarah pada upaya-upaya strategis dalam pembentukan masa depan bangsa, seperti bidang pendidikan.. Perlunya perumusan guidelines yang jelas bagi pihak bank. Hal itulah akan dirumuskan kembali oleh BI bersama bank.

Kepedulian sosial perbankan mulai tampak nyata. Beberapa bank saat ini memang sudah melakukan kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Misalnya, Bank Haga yang pernah mengadakan aksi donor darah. Tapi, sebagian kecil bank di Indonesia hanya melakukan kegiatan CSR yang bersifat charity, seperti memberi santunan dan sumbangan sembilan bahan pokok (sembako). Padahal, dengan konsep tersebut, keadaan masyarakat tidak berubah.

Kendati belum optimal, upaya perbankan ini merupakan awal yang positif untuk memulai kegiatan yang lebih besar. Beberapa bank lain pun termotivasi melakukan kegiatan CSR dengan lebih terencana. Bahkan, tidak jarang, kegiatan sosial dilakukan dalam yayasan tersendiri dan dengan bujet khusus.

Salah satunya adalah Bank Mandiri. Bank tersebut sudah melakukan kegiatan CSR sejak tahun pertama berdiri. Tapi, program CSR di Bank Mandiri baru diluncurkan pada 2004. Menurut Mansyur S. Nasution, Corporate Secretary Bank Mandiri, melalui electronic mail (e-mail) kepada InfoBank, bentuk kegiatan yang digagas Bank Mandiri cukup beragam. Intinya, tentu, perusahaan turut berperan aktif membangun masyarakat sekitar.

Beberapa tahun terakhir, Bank Mandiri memang aktif membantu korban bencana alam, membangun rumah-rumah ibadah, dan memberikan beasiswa pendidikan. Hingga saat ini, target CSR yang dilakukan Bank Mandiri adalah masyarakat yang berdomisili di wilayah kerja Bank Mandiri di seluruh Indonesia.

Seperti halnya Bank Mandiri, target kegiatan CSR Bank Danamon adalah masyarakat di wilayah kerjanya sendiri. Tapi, karena dalam beberapa tahun terakhir, Danamon Simpan Pinjam (DSP) fokus melayani masyarakat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sasaran kegiatan CSR Bank Danamon pun lebih banyak mengarah kepada nasabah DSP tersebut.

CSR Bank Danamon diberi nama Danamon Peduli. Pada 2001, Danamon Peduli masih di bawah divisi corporate communicaion. Tapi, sejak 17 Februari 2006, Danamon Peduli ada dalam naungan yayasan mandiri yang didirikan Bank Danamon dan Adira Finance. Menurut Risa Bhinekawati, Ketua Dewan Pengurus Danamon Peduli, kepada InfoBank, belum lama ini, di kantornya, program unggulan di Danamon Peduli adalah program “Pasarku: Bersih Sehat Sejahtera”

Sesuai dengan namanya, program tersebut difokuskan di pasar-pasar, khususnya pasar tradisional. Dengan adanya program yang diarahkan pada sektor yang jarang tersentuh perbankan ini, diharapkan pengurus pasar tradisional dapat meningkat kebersihan dan kesehatan lingkungan. Sehingga, daya saingnya meningkat, dapat menarik lebih banyak pembeli, dan warga pasar pun lebih sejahtera.

Berbagai kegiatan ditempuh untuk memperbaiki pasar. Salah satu kegiatan yang menarik adalah konversi sampah organik menjadi kompos dengan kualitas tinggi. Uniknya, warga pasar tdak hanya diajarkan cara mengolah sampah organik menjadi kompos, tapi juga pola pemasaran kompos tersebut. Dengan mengolah dan menjual kompos, kesejahteraan hidup mereka diharapkan bisa meningkat.

Dari sisi bujet atau investasi, jumlah dana yang dikucurkan Danamon Peduli berbeda-beda, tergantung kegiatannya. Tapi, sebagai gambaran, untuk menjaga kebersihan warga pasar, mereka membangun infrastuktur berupa pengadaan kamar mandi atau water closet (WC) yang lebih memadai. Untuk kegiatan ini, dana yang dikeluarkan per satu kegiatan Rp6 juta.

Sementara itu, ke depan, Bank Mandiri fokus ke bidang pendidikan untuk pengaplikasian program CSR-nya. Bidang ini dipilih karena dianggap memiliki kontribusi dalam jangka panjang. Untuk bidang pendidikan, aksi sosial Bank Mandiri mengusung tema “Mandiri Peduli Pendidikan”. Dua kegiatan utamanya adalah memberikan beasiswa serta bantuan sarana dan prasarana pendidikan.

Di bidang pendidikan, bank ini mencanangkan 2008 sebagai tahun bagi wirausahawan muda menunjukkan kemampuannya. Dengan meluncurkan program Wirausaha Muda Mandiri, menurut Mansyur, Bank Mandiri tidak sekadar memberikan dukungan dana atau pembiayaan, tapi juga pendampingan untuk meningkatkan kapabilitas wirausahawan dan calon wirausahawan.
Bank Mandiri juga akan memberikan apresiasi dan stimulasi kepada pelaku UMKM dan wirausahawan muda. Secara tidak langsung, itu dapat membantu menciptakan lapangan kerja.

Untuk melaksanakan program ini, Bank Mandiri bekerja sama dengan lebih dari 20 universitas di seluruh wilayah Indonesia. Realisasi program tersebut adalah mendidik mahasiswa dan memberikan fasilitas pembiayaan bagi mereka yang hendak membuka usaha. Dengan begitu, akan tercipta paradigma baru di kalangan anak muda, khususnya mahasiswa, dari job seeker menjadi job creator.

Danamon Peduli juga sudah merancang berbagai program jangka panjang. Untuk 2008-2011, misalnya, Danamon Peduli menargetkan ada 400 kabupaten yang dapat mengelola sampah pasarnya menjadi kompos bernilai ekonomis tinggi. Hal ini bisa dicapai dengan cost-sharing investasi Danamon Peduli dengan pemkab (pemerintah kabupaten) atau pemkot (pemerintah kota) setempat.

Jika berhasil, program ini diperkirakan menghasilkan pendapatan Rp900 juta per hari bagi koperasi atau masyarakat pasar. Program ini juga akan menciptakan 3.600 lapangan kerja baru di lingkungan sekitar pasar tradisional.

Program CSR akan makin berkembang. Tujuannya, tentu memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar. Dengan melakukan CSR, perusahaan akan mendapat benefit, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Keuntungan itu bisa berupa laba dan citra positif perusahaan. Untuk mencapai kedua hal tersebut sudah pasti membutuhkan proses dan waktu

Jumat, 03 Mei 2013

TUGAS KE2 EPTSI " CYBER CRYME "


TUGAS KE 2 EPTSI
ULASAN FILM YANG BERHUBUNGAN DENGAN CYBER CRIME



The Social Network (2010)
http://www.imdb.com/title/tt1285016/

Not exactly a cybercrime movie but there is a lawsuit over intellectual property of a website, so close enough. The plot: A smart student named Mark Zuckerberg creates a small site called Facebook and is accused of stealing the idea for it. That small site ends up being a huge success and you’re probably aware of that since you’re already a fan of SPAMfighter’s Facebook page. Even though Mark Zuckerberg, the real one, insists that the only accurate part about his portrayal in the movie is the clothes that he wears, we found it to be a great movie about friendship, greed, ambition and entrepreneurship. The movie did not win the Oscar for Best Movie but is awarded something almost as good. A fantastic SPAMfighter 5 crosshairs rating!

Berkaitan dengan film "THE SOCIAL NETWORK" mungkin kita dapat mengamati tentang perkembangan dan kemajuan teknologi yang makin pesat pada era sekarang ini, Social network ternyata dapat dibagi dalam kategori baik dan buruk. Bila kita anggap Facebook, Twitter, You Tube, dan masih banyak lainnya yang serupa sebagai social network berkategori baik, maka pada sisi lainnya ada social network yang berkategori buruk bahkan haram untuk dimasuki. Social network yang haram untuk dimasuki tersebut adalah organisasi kejahatan terorganisir yang cara-cara perekrutan anggotanya banyak melalui pertemanan sosial, layaknya social network seperti Facebook dan kawan-kawannya tersebut.

Sebuah reportase mendalam tentang aksi kejahatan terorganisir di wired.com membuka secara detail aksi social networks haram ini yang biasa disebut organized crime. Organized Crime seperti The Mafia, La Cosa Nostra, dan Yakuza dipercaya memiliki lebih dari apa yang dimiliki oleh Facebook, bahkan mungkin Google sekalipun. Organized Crime tersebut memang layak disebut sebuah social network yang sangat solid. Hampir tidak ada perekrutan resmi, semuanya berdasarkan pertemanan, persahabatan dan kekeluargaan yang jalin-menjalin menegakkan kejahatan di muka bumi ini. Organized crime dan lebih luas disebut transnational organized crime kini telah sangat berkembang dan melampaui batas-batas negara. Diperkirakan nilai ekonomi organisasi ini sebesar 2 triliun dollar Amerika Serikat. Jumlah sebesar itu dihasilkan dari beberapa kegiatan utama antara lain seperti Female Trafficking, Peredaran Barang Palsu (Counterfeit Goods), Heroin, Kokain, Pembajakan dan Migrant Smuggling.

Besarnya pendapatan organisasi sebagian dapat dilihat berikut ini.

1. Menjual kokain ke Amerika Utara (tentunya pasar yang sangat bagus adalah Amerika Serikat) memperoleh pendapatan sebesar 38 miliar dollar AS.

2. Menjual kokain di Eropa memperoleh pendapatan sebesar 34 miliar dollar AS.

3. Menjual heroin di Eropa memperoleh pendapatan sebesar 20 miliar dollar AS dan 13 miliar dollar di Rusia.

4. Mengedarkan barang palsu di Eropa memperoleh pendapatan sebesar 8,2 miliar dollar AS.

5. Menyelundupkan imigran dari Amerika Latin memperoleh pendapatan sebesar 6,6 miliar dollar AS.

Masih sangat banyak pemasukan lainnya yang diperoleh organized transnational crime ini. Data yang dihimpun menunjukkan bahwa transnational organized crime banyak sekali melakukan kejahatan lintas benua. Contoh yang paling banyak kita temukan di Indonesia adalah female trafficking dan penyelundupan narkotika dengan para penjual kebanyakan berasal dari Nigeria dan juga kejahatan perbankan seperti bank scam yang pelakunya juga banyak dari Nigeria.

Female Trafficking

Disebut Female Trafficking karena sebagian korban yang ditemukan merupakan perempuan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 127 negara mengalami masalah Human Trafficking yang sebagian besar tentu saja korbannya adalah perempuan. Lebih dari sepuluh ribu orang dalam setahun, pindah atau dipindahkan ke berbagai negara dan kawasan di dunia dengan cara human trafficking ini. Dua tujuan utama human trafficking adalah untuk dipaksa bekerja dan eksploitasi seksual (dijadikan pekerja seks komersial).

Di Eropa Tengah korban human trafficking ini sebagian besar berasal dari kawasan Balkan (32%), negara bekas Uni Soviet (19%), Amerika Selatan (13%), Eropa Tengah (7%), Afrika (5%), Asia Timur (3%), dan lainnya (21%). Korban human trafficking tersebut sebagian besar wanita dewasa (66%), gadis remaja (13%), pria dewasa (12%), dan remaja laki-laki (9%). Alasan yang menyebabkan mereka menjadi korban human trafficking sebagian besar adalah eksploistasi seksual (79%), dipaksa bekerja (18%), dan lainnya (3%).

Tentunya kasus human trafficking ini tidak hanya di Eropa Tengah, Indonesia juga mengalaminya, dimana banyak gadis remaja yang dijanjikan pekerjaan di luar negeri, ternyata dijadikan sebagai pekerja seks komersial di luar negeri. Di seluruh dunia sendiri sebuah data menunjukkan 20 juta wanita dan anak-anak jadi korban human trafficking kemudian dijadikan komoditas dalam perdagangan seks (pekerja seks komersial). Tidak disangsikan lagi, sebuah kekuatan yang mampu menjual sebanyak 2o juta orang ini tidak lain adalah transnational organized crime. Di Amerika Serikat sendiri, paling tidak 50 ribu wanita dan anak-anak dibawa ke AS melalui kegiatan human trafficking, sebagian besar dari mereka ini dijadikan pekerja seks.

Peredaran Barang Palsu

Bisnis barang palsu juga dilakukan oleh organized transnational crime. Barang palsu tentu memiliki nilai ekonomi tersendiri, selain itu harganya pasti sangat lebih murah dibandingkan dengan barang yang asli. Di Eropa, peredaran barang palsu ini sangat besar. Berbagai macam barang palsu yang beredar adalah pakaian (57%), perhiasan (10%), elektronik (7%), obat (6%), media, mainan, kosmetik (masing-masing 4%), rokok dan komputer (masing-masing 1%). Barang-barang palsu tersebut sebagian besar berasal dari China (55%). Indonesia juga termasuk negara pengimpor barang palsu tersebut walau persentasenya cukup rendah (1%).

Heroin

Bisnis heroin (dan bisnis obat terlarang lainnya) merupakan bisnis yang paling menguntungkan bagi organized transnational crime. Hal ini karena tak lain harga heroin yang mahal dan heroin bisa mengakibatkan kecanduan serta pemadat yang susah disembuhkan. Dari data diperoleh bahwa penghasil heroin terbesar di dunia adalah Afghanistan (419 ton), Myanmar dan Laos (44 ton) dan Meksiko (42 ton). Sementara pemakai atau pasar terbesar heroin adalah Eropa (96 ton), Asia Selatan dan Asia Tenggara (78 ton), Rusia (77 ton). Menarik untuk dilihat AS dan Canada hanya mengonsumsi 24 ton dan menjadi pasar paling rendah heroin di dunia. Asia, terutama bagian selatan dan Asia Tenggara di mana Indonesia berada juga cukup tinggi konsumsi heroinnya, yaitu 78 ton.

Kokain

Data pasar kokain dunia menurut suatu sumber bisa mencapai 10 sampai 20 kali lipat pasar heroin dengan Kolombia masih menjadi penghasil utama kokain di dunia. Pasar utama kokain tetap Amerika Utara (terutama Amerika Serikat) dengan konsumsi 216 ton per tahun atau 31,6 gram per pemakai. Kedua adalah Uni Eropa dengan konsumsi kokain 137 ton per tahun atau 30,2 gram per pemakai. Coba kita hitung, harga kokain per gram tidaklah murah. Misalkanlah 1 juta per gramnya, berarti setiap pemakai di AS paling tidak mengeluarkan 31.600.000 per tahun. Angka ini kita kalikan dengan jumlah pemakai yang mungkin sampai 10- 20 juta orang, tentu nilainya akan sangat besar. Uang ini masuk sebagai pendapatan bagi organized transnational crime. Jumlah yang sangat banyak, hanya dari satu kawasan.

Perlu juga dilihat lebih jauh, ternyata petani yang menanam kokain di Kolombia hanya mendapat keuntungan kotor 1,5% dari bisnis kokain. Keuntungan terbesar diperoleh oleh distributor menengah sebesar 70%. Biasanya distributor menengah ini langsung bertemu konsumen dan merupakan bagian langsung dari organized transnational crime.

Dari tiga kejahatan terorganisasi itu saja, organized transnational crime sudah sangat banyak pendapatannya. Tidak heran kejahatan terutama yang menyangkut heroin dan kokain merupakan kejahatan paling merata ada di setiap negara. Tentu organized transnational crime tersebut bukan hanya kartel kokain dari Kolombia. Dari data yang ada terdapat sangat banyak organisasi kejahatan lintas benua di dunia ini. Di Meksiko ada Mexican Cartels yang berpusat di Tijuana. Kartel ini membawa kokain Kolombia ke Amerika Utara dan telah memproklamirkan diri berperang dengan pemerintah Meksiko. Di kawasan Andean (Bolivia, Kolombia, Ekuador, dan Peru) terdapat organisasi kejahatan Norte De Valle. Walau telah dibongkar, namun saaat ini masih beroperasi dengan organisasi yang lebih kecil.

Di AS sendiri terdapat La Cosa Nostra, mafia yang berakar dari Italia. Organisasi ini banyak terlibat dalam aksi pencucian uang, kejahatan internet, dan berbagai kejahatan lainnya. Di Afrika terdapat Nigerian Organized Crime yang banyak melakukan kejahatan perbankan (bank scam) seperti pencurian kartu kredit dan penduplikasian kartu kredit. Di Italia terdapat Mafia Italia yang terlibat dalam banyak kejahatan seperti pencucian uang dan perdagangan heroin. Di Rusia terdapat Mafia Rusia yang sangat aktif dalam human trafficking, dan di Jepang terdapat organisasi kejahatan yang sudah sangat mashur, yaitu Yakuza.

Kelompok-kelompok kejahatan ini sudah seperti social networks. Namun tentu dalam pengertian social networks yang haram karena bergerak dalam bidang kejahatan. Dalam kelompok tersebut, pemimpin dilahirkan, dihormati berdasarkan hubungan sosial yang mereka bentuk. Tidak ada rekrutan resmi, tidak ada pencarian karyawan, semuanya dimulai dengan hubungan pertemanan, persahabatan lalu persaudaraan yang membuahkan kesetiaan yang mendalam terhadap organisasi kejahatan terorganisir tersebut. Dengan kekuatan tersebut mereka beroperasi dan menyebarkan kejahatan ke seluruh benua yang ada bumi ini.