tugas -3 ( eptsi )
CSR Menu Wajib Perbankan
TANGGUNG jawab
sosial perusahaan atau populer dengan istilah corporate social responsibility
(CSR) sebenarnya bukan hal asing bagi bank. Sebab, sekarang, CSR di banyak
industri tidak lagi hanya digunakan sebagai marketing gimmick. Tapi, sudah
menjadi kebutuhan perusahaan bersangkutan untuk lebih dekat dengan masyarakat
dan lingkungan sekitarnya.
Meskipun
istilah itu sudah cukup familiar di telinga banyak orang, hingga kini, belum
ada pengertian tunggal tentang CSR. Tapi, CSR sebenarnya merupakan bagian strategi
bisnis jangka panjang sebuah korporasi. Sebab, paradigma lama yang dulu sering
diusung perusahaan, yaitu mengejar keuntungan semata dan menutup mata terhadap
masyarakat sekitar, sudah tidak relevan lagi.
CSR juga
berfungsi menjaga citra perusahaan di mata konsumen. Pembentukan citra sebagai
perusahaan yang ramah lingkungan dan peduli terhadap masyarakat yang tinggal di
sekitar tempat usaha akan membuat pengoperasian bisnis berjalan lebih lancar.
Dan, cepat atau lambat, perusahaan tersebut akan memetik buah manis, yaitu
peningkatan profit usaha.
Aksi tanggung
jawab sosial ini sudah sejak lama dilakukan berbagai industri di Indonesia.
Apalagi, Indonesia termasuk negara rawan bencana, sehingga banyak celah bagi
perusahaan untuk menerapkan CSR. Momen bencana sering dimanfaatkan berbagai
perusahaan untuk menunjukkan kepedulian terhadap korban bencana alam yang
memang membutuhkan uluran tangan.
Wujudnya
bermacam-macam. Mulai dari sekadar membagi-bagikan paket makanan siap santap;
membuka posko layanan kesehatan, telekomunikasi, dan perbaikan kendaraan di
daerah bencana; hingga terjun langsung mengevakuasi pengungsi. Perusahaan
berharap, dengan melakukan kegiatan CSR, citra dan awareness terhadap
perusahaan itu pun akan terdongkrak.
PT Astra
International, Tbk., misalnya, memiliki sistem dan prosedur tanggap darurat
saat bencana datang. Perusahaan ini punya konsep, bujet, sistem, dan tim yang
jelas untuk kegiatan CSR-nya. Perusahaan lain, seperti PT H.M. Sampoerna,
memanfaatkan teknologi canggih untuk mengambil keputusan cepat dalam kondisi
darurat (bencana). Satu hari pascabencana, tim Sampoerna Rescue bisa
mengevakuasi korban menggunakan sejumlah peralatan, seperti perahu karet dan
tenda darurat. Tim ini dikendalikan Divisi Community Development Sampoerna.
Bagi sebagian
perusahaan, CSR memang penyeimbang antara kepentingan perusahaan dan
masyarakat. CSR juga merupakan wujud nyata paradigma bahwa bisnis tidak hanya
berjalan atas kepentingan pemegang saham (shareholders), tapi juga untuk
stakeholders. Perusahaan tidak akan mengesampingkan kepentingan pekerja,
konsumen, masyarakat, pemerintah, dan lingkungan.
Pemikiran yang
sama juga terbersit dalam benak kalangan perbankan. Sektor ini juga melihat CSR
sebagai kebutuhan. Bank Indonesia (BI) mewajibkan bank melakukan program CSR,
terutama di bidang pendidikan. Dalam bankers dinner medio Januari lalu,
Burhanuddin Abdullah, Gubernur BI, kembali menegaskan optimalisasi peran bank
dalam pembiayaan pembangunan.
Salah satu
poin penting optimalisasi tersebut adalah kewajiban menerapkan CSR di setiap
bank. Bank Indonesia berpandangan bahwa CSR industri perbankan seyogianya
dapat terarah pada upaya-upaya strategis dalam pembentukan masa depan bangsa,
seperti bidang pendidikan.. Perlunya perumusan guidelines yang jelas bagi pihak bank. Hal
itulah akan dirumuskan kembali oleh BI bersama bank.
Kepedulian
sosial perbankan mulai tampak nyata. Beberapa bank saat ini memang sudah
melakukan kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Misalnya, Bank
Haga yang pernah mengadakan aksi donor darah. Tapi, sebagian kecil bank di
Indonesia hanya melakukan kegiatan CSR yang bersifat charity, seperti memberi
santunan dan sumbangan sembilan bahan pokok (sembako). Padahal, dengan konsep
tersebut, keadaan masyarakat tidak berubah.
Kendati belum
optimal, upaya perbankan ini merupakan awal yang positif untuk memulai kegiatan
yang lebih besar. Beberapa bank lain pun termotivasi melakukan kegiatan CSR
dengan lebih terencana. Bahkan, tidak jarang, kegiatan sosial dilakukan dalam
yayasan tersendiri dan dengan bujet khusus.
Salah satunya
adalah Bank Mandiri. Bank tersebut sudah melakukan kegiatan CSR sejak tahun
pertama berdiri. Tapi, program CSR di Bank Mandiri baru diluncurkan pada 2004.
Menurut Mansyur S. Nasution, Corporate Secretary Bank Mandiri, melalui
electronic mail (e-mail) kepada InfoBank, bentuk kegiatan yang digagas Bank
Mandiri cukup beragam. Intinya, tentu, perusahaan turut berperan aktif
membangun masyarakat sekitar.
Beberapa tahun
terakhir, Bank Mandiri memang aktif membantu korban bencana alam, membangun
rumah-rumah ibadah, dan memberikan beasiswa pendidikan. Hingga saat ini, target
CSR yang dilakukan Bank Mandiri adalah masyarakat yang berdomisili di wilayah
kerja Bank Mandiri di seluruh Indonesia.
Seperti halnya
Bank Mandiri, target kegiatan CSR Bank Danamon adalah masyarakat di wilayah
kerjanya sendiri. Tapi, karena dalam beberapa tahun terakhir, Danamon Simpan
Pinjam (DSP) fokus melayani masyarakat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),
sasaran kegiatan CSR Bank Danamon pun lebih banyak mengarah kepada nasabah DSP
tersebut.
CSR Bank
Danamon diberi nama Danamon Peduli. Pada 2001, Danamon Peduli masih di bawah
divisi corporate communicaion. Tapi, sejak 17 Februari 2006, Danamon Peduli ada
dalam naungan yayasan mandiri yang didirikan Bank Danamon dan Adira Finance.
Menurut Risa Bhinekawati, Ketua Dewan Pengurus Danamon Peduli, kepada InfoBank,
belum lama ini, di kantornya, program unggulan di Danamon Peduli adalah program
“Pasarku: Bersih Sehat Sejahtera”
Sesuai dengan
namanya, program tersebut difokuskan di pasar-pasar, khususnya pasar
tradisional. Dengan adanya program yang diarahkan pada sektor yang jarang
tersentuh perbankan ini, diharapkan pengurus pasar tradisional dapat meningkat
kebersihan dan kesehatan lingkungan. Sehingga, daya saingnya meningkat, dapat
menarik lebih banyak pembeli, dan warga pasar pun lebih sejahtera.
Berbagai
kegiatan ditempuh untuk memperbaiki pasar. Salah satu kegiatan yang menarik
adalah konversi sampah organik menjadi kompos dengan kualitas tinggi. Uniknya,
warga pasar tdak hanya diajarkan cara mengolah sampah organik menjadi kompos,
tapi juga pola pemasaran kompos tersebut. Dengan mengolah dan menjual kompos,
kesejahteraan hidup mereka diharapkan bisa meningkat.
Dari sisi bujet
atau investasi, jumlah dana yang dikucurkan Danamon Peduli berbeda-beda,
tergantung kegiatannya. Tapi, sebagai gambaran, untuk menjaga kebersihan warga
pasar, mereka membangun infrastuktur berupa pengadaan kamar mandi atau water
closet (WC) yang lebih memadai. Untuk kegiatan ini, dana yang dikeluarkan per
satu kegiatan Rp6 juta.
Sementara itu,
ke depan, Bank Mandiri fokus ke bidang pendidikan untuk pengaplikasian program
CSR-nya. Bidang ini dipilih karena dianggap memiliki kontribusi dalam jangka
panjang. Untuk bidang pendidikan, aksi sosial Bank Mandiri mengusung tema
“Mandiri Peduli Pendidikan”. Dua kegiatan utamanya adalah memberikan beasiswa
serta bantuan sarana dan prasarana pendidikan.
Di bidang
pendidikan, bank ini mencanangkan 2008 sebagai tahun bagi wirausahawan muda
menunjukkan kemampuannya. Dengan meluncurkan program Wirausaha Muda Mandiri,
menurut Mansyur, Bank Mandiri tidak sekadar memberikan dukungan dana atau
pembiayaan, tapi juga pendampingan untuk meningkatkan kapabilitas wirausahawan dan
calon wirausahawan.
Bank Mandiri
juga akan memberikan apresiasi dan stimulasi kepada pelaku UMKM dan
wirausahawan muda. Secara tidak langsung, itu dapat membantu menciptakan
lapangan kerja.
Untuk melaksanakan program ini, Bank Mandiri bekerja sama dengan
lebih dari 20 universitas di seluruh wilayah Indonesia. Realisasi program
tersebut adalah mendidik mahasiswa dan memberikan fasilitas pembiayaan bagi
mereka yang hendak membuka usaha. Dengan begitu, akan tercipta paradigma baru
di kalangan anak muda, khususnya mahasiswa, dari job seeker menjadi job
creator.
Danamon Peduli
juga sudah merancang berbagai program jangka panjang. Untuk 2008-2011,
misalnya, Danamon Peduli menargetkan ada 400 kabupaten yang dapat mengelola
sampah pasarnya menjadi kompos bernilai ekonomis tinggi. Hal ini bisa dicapai
dengan cost-sharing investasi Danamon Peduli dengan pemkab (pemerintah
kabupaten) atau pemkot (pemerintah kota) setempat.
Jika berhasil,
program ini diperkirakan menghasilkan pendapatan Rp900 juta per hari bagi
koperasi atau masyarakat pasar. Program ini juga akan menciptakan 3.600
lapangan kerja baru di lingkungan sekitar pasar tradisional.
Program CSR
akan makin berkembang. Tujuannya, tentu memberikan kontribusi kepada masyarakat
sekitar. Dengan melakukan CSR, perusahaan akan mendapat benefit, baik dalam
jangka pendek maupun panjang. Keuntungan itu bisa berupa laba dan citra positif
perusahaan. Untuk mencapai kedua hal tersebut sudah pasti membutuhkan proses
dan waktu