TUGAS TULISAN BAHASA INDONESIA 2 ( TULISAN 1 )
DOSEN : SANGSANG SANGABAKTI
CARA MERAWAT BULU KUCING PERSIA
Tulisan tentang tips merawat kucing persia ini saya buat karena terinspirasi setelah melihat seorang teman ada yang mempunyai kucing persia cantik banget. Beberapa cara merawat bulu kucing persia agar tidak rontok perlu diperhatikan bagi anda pecinta kucing persia. Karena beberapa faktor seperti lingkungan, jenis makanan, dan juga kondisi fisik yang berubah kadang menyebabkan bulu-bulu kucing menjadi rontok. Nah, kalau sudah begini, perlu ada perawatan khusus agar kerontokan tidak semakin menjadi.
Beberapa hal yang menyebabkan bulu kucing persia rontok antara lain karena faktor makanan, makanan yang terlalu banyak mengandung garam tidak baik untuk pertumbuhan kucing. Untuk itu jagalah selalu pemberian makanan yang seimbang, hindari memberi makan ikan asin karena akan membuat bulunya rontok. Usahakan nutrisi makanan tetap tercukupi meskipun kucing diberi makanan kemasan. Ingatlah bahwa kucing merupakan binatang karnivora, jadi kebutuhan sumber makanan hewani masih tetap harus diberikan, seperti ikan atau daging.
Selain makanan, perlu juga untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi fisik kucing, terutama bulunya. Lakukan perawatan bulu mulai dari mencuci dengan shampo yang sesuai, menghilangkan kutu, serta menyisir bulu-bulunya agar tidak kusut. Dengan perawatan yang tepat maka kerontokan bulu pada kucing persia dapat diatasi.
Penting juga untuk memperhatikan kesehatan kucing, usahakan rutin memeriksakan kucing ke dokter hewan pada waktu-waktu tertentu misalnya sebulan sekali. Dengan kondisi kesehatan yang selalu dipantau, akan mengurangi resiko kucing terserang penyakit.
Pada masa-masa tertentu bulu kucing memang akan rontok dengan sendirinya, misalnya masa kelahiran anak. Yang bisa kita lakukan adalah merawat dan meminimalisir kerontokannya saja, biarkan masa kerontokan berlangsung sampai tuntas.
Minggu, 06 Oktober 2013
Jumat, 05 Juli 2013
tulisan / profesionalisme dalam penggunaan ti
Pengertian Etika dan Etika Profesi
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian (Wignjosoebroto, 1999).Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.
1.2 Etika dan Estetika
Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma.
Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma moral, norma agama dan norma sopan santun. Norma hukum berasal dari hukum dan perundang- undangan, norma agama berasal dari agama sedangkan norma moral berasal dari suara batin. Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral berasal dari etika.
1.3 Etika dan Etiket
Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette) berarti sopan santun. Persamaan antara etika dengan etiket yaitu:
• Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.
• Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan.
Perbedaan antara etika dengan etiket
1. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu.Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.
3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
4. Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang manusia dari segi dalam. Penipu misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket namun menipu. Orang dapat memegang etiket namun munafik sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia munafik maka dia tidak bersikap etis. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.
1.4 Etika dan Ajaran Moral
Etika perlu dibedakan dari moral. Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral merupakan rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban manusia.
Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif (tidak sekadar melaporkan pandangan moral melainkan menyelidiki bagaimana pandangan moral yang sebenarnya).
Pluralisme moral diperlukan karena:
1. pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku,daerah budaya dan agama yang hidup berdampingan;
2. modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional;
3. berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-masing dengan ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia harus hidup.
Etika sosial dibagi menjadi:
• Sikap terhadap sesama;
• Etika keluarga;
• Etika profesi, misalnya etika untuk dokumentalis, pialang informasi;
• Etika politik;
• Etika lingkungan hidup; serta
• Kritik ideologi.
Moralitas
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia.
Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia. Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai suami atau isteri.
Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa sumber.
Pluralisme moral
Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif.
Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar, pada argumentasi yang bersedia untuk dipersoalkan tanpa perkecualian. Kritis berarti filsafat ingin mengerti sebuah masalah sampai ke akar-akarnya, tidak puas dengan pengertian dangkal. Sistematis artinya membahas langkah demi langkah. Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral yang seharusnya.
Etika dan Agama
Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut:
1. Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.
2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan.
3. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat maka agama menghadapi masalah moral yang secara langsung tidak disinggung- singgung dalam wahyu. Misalnya bayi tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama.
4. Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.
1.5 Istilah berkaitan
Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis, ethos, iktikad dan kode etik atau kode etika. Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk. Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.
Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis menanyakan usia pada seorang wanita. Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada ungkapan ethos kerja artinya sikap dasar seseorang dalam pekerjaannya, misalnya ethos kerja yang tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya. Kode atika atau kode etik artinya daftar kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah profesi yang disusun oleh anggota profesi dan mengikat anggota dalam menjalankan tugasnya.
PROFESI, KODE ETIK DAN PROFESIONALISME
Definisi Profesi:
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Tiga (3) Ciri Utama Profesi
1. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi;
2. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan;
3. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.
Tiga (3) Ciri Tambahan Profesi
1. Adanya proses lisensi atau sertifikat;
2. Adanya organisasi;
3. Otonomi dalam pekerjaannya.
Tiga Fungsi dari Kode Etik Profesi
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan;
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan;
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi
Etika terbagi atas 2 bidang besar
1. Etika umum
1.1 Prinsip;
1.2 Moral.
2. Etika khusus
2.1 Etika Individu;
2.2 Etika Sosial.
Etika sosial yang hanya berlaku bagi kelompok profesi tertentu disebut kode etika atau kode etik.
Kode Etik
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Sifat Kode Etik Profesional
Sifat dan orientasi kode etik hendaknya:
1. Singkat;
2. Sederhana;
3. Jelas dan Konsisten;
4. Masuk Akal;
5. Dapat Diterima;
6. Praktis dan Dapat Dilaksanakan;
7. Komprehensif dan Lengkap, dan
8. Positif dalam Formulasinya.
Orientasi Kode Etik hendaknya ditujukan kepada:
1. Rekan,
2. Profesi,
3. Badan,
4. Nasabah/Pemakai,
5. Negara, dan
6. Masyarakat.
Kode Etik Ilmuwan Informasi
Pada tahun 1895 muncullah istilah dokumentasi sedangkan orang yang bergerak dalam bidang dokumentasi menyebut diri mereka sebagai dokumentalis, digunakan di Eropa Barat.
Di AS, istilah dokumentasi diganti menjadi ilmu informasi; American Documentation Institute (ADI) kemudian diganti menjadi American Society for Information (ASIS). ASIS Professionalism Committee yang membuat rancangan ASIS Code of Ethics for Information Professionals.
Kode etik yang dihasilkan terdiri dari preambul dan 4 kategori pertanggungan jawab etika, masing-masing pada pribadi, masyarakat, sponsor, nasabah atau atasan dan pada profesi.
Kesulitan menyusun kode etik menyangkut (a) apakah yang dimaksudkan dengan kode etik dan bagaimana seharunya; (b) bagaimana kode tersebut akan digunakan; (c) tingkat rincian kode etik dan (d) siapa yang menjadi sasaran kode etik dan kode etik diperuntukkan bagi kepentingan siapa.
Profesionalisme
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan –serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut– dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan
kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan
(Wignjosoebroto, 1999).
Tiga Watak Kerja Profesionalisme
1. kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil;
2. kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat;
3. kerja seorang profesional –diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral– harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi profesi.
Menurut Harris [1995] ruang gerak seorang profesional ini akan diatur melalui etika profesi yang distandarkan dalam bentuk kode etik profesi. Pelanggaran terhadap kode etik profesi bisa dalam berbagai bentuk, meskipun dalam praktek yang umum dijumpai akan mencakup dua kasus utama, yaitu:
a. Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan respek terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu. Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan ataupun kekuasaan merupakan perbuatan yang sering dianggap melanggar kode etik profesi;
b. Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian yang sulit atau kurang dapat dipertanggung-jawabkan menurut standar maupun kriteria profesional.
ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Dampak pemanfaatan teknologi informasi yang kurang tepat sebagai berikut (I Made Wiryana):
? Rasa takut;
? Keterasingan;
? Golongan miskin informasi dan minoritas;
? Pentingnya individu;
? Tingkat kompleksitas serta kecepatan yang sudah tidak dapat ditangani;
? Makin rentannya organisasi;
? Dilanggarnya privasi;
? Pengangguran dan pemindahan kerja;
? Kurangnya tanggung jawab profesi;
? Kaburnya citra manusia.
Beberapa langkah untuk menghadapi dampak pemanfaatan TI (I Made Wiryana):
a. Desain yang berpusat pada manusia;
b. Dukungan organisasi;
c. Perencanaan pekerjaan;
d. Pendidikan;
e. Umpan balik dan imbalan;
f. Meningkatkan kesadaran publik;
g. Perangkat hukum;
h. Riset yang maju.
Etika Penggunaan TI
Etika secara umum didefinisikan sebagai suatu kepercayaan atau pemikiran yang mengisi suatu individu, yang keberadaannya bisa dipertanggungjawabkan terhadap masyarakat atas prilaku yang diperbuat.
Biasanya pengertian etika akan berkaitan dengan masalah moral. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai prilaku benar dan salah yang diakui oleh manusia secara universal. Perbedaannya bahwa etika akan menjadi berbeda dari masyarakat satu dengan masyarakat yang lain.
Dua aktivitas utama Etika Komputer
(James H. Moore)
1. waspada,
2. sadar.
Tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer
1. kelenturan logika (logical malleability), kemampuan memrograman komputer untuk melakukan apa pun yang kita inginkan.
2. faktor transformasi (transformation factors),
Contoh fasilitas e-mail yang bisa sampai tujuan dan dapat dibuka atau dibaca dimanapun kita berada,
3. faktor tak kasat mata (invisibility factors).
Semua operasi internal komputer tersembunyi dari penglihatan, yang membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat, perhitungan yang rumit terlihat dan penyalahgunaan yang tidak tampak
Hak Sosial dan Komputer
(Deborah Johnson)
1. Hak atas akses komputer, yaitu setiap orang berhak untuk mengoperasikan komputer dengan tidak harus memilikinya. Sebagai contoh belajar tentang komputer dengan memanfaatkan software yang ada;
2. Hak atas keahlian komputer, pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang luas terhadap masyarakat akan terjadinya pengangguran karena beberapa peran digantikan oleh komputer. Tetapi pada kenyataannya dengan keahlian di bidang komputer dapat membuka peluang pekerjaan yang lebih banyak;
3. Hak atas spesialis komputer, pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang terdapat pada komputer yang begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu diperlukan spesialis bidang komputer, seperti kita membutuhkan dokter atau pengacara;
4. Hak atas pengambilan keputusan komputer, meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana komputer diterapkan, namun masyarakat memiliki hak tersebut.
Hak atas Informasi
(Richard O. Masson)
1. Hak atas privasi, sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara individu maupu dalam suatu organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang kerahasiannya;
2. Hak atas Akurasi. Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi yang tidak bisa dicapai oleh sistem nonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun tidak selalu tercapai;
3. Hak atas kepemilikan. Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk program-program komputer yang dengan mudahnya dilakukan penggandaan atau disalin secara ilegal. Ini bisa dituntut di pengadilan;
4. Hak atas akses. Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan mengaksesnya harus melakukan account atau izin pada pihak yang memiliki informasi tersebut. Sebagai contoh kita dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku online di Internet yang harus bayar untuk dapat mengaksesnya.
Kontrak Sosial Jasa Informasi
? Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk menggangu privasi orang;
? Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemroses data;
? Hak milik intelektual akan dilindungi.
Perilaku-perilaku profesional SIM:
? Memanfaatkan kesempatan untuk berperilaku tidak etis;
? Etika yang membuahkan hasil;
? Perusahaan dan manajer memiliki tanggung jawab sosial;
? Manajer mendukung keyakinan etika mereka dengan tindakan.
Sepuluh langkah dalam mengelompokkan perilaku dan menekankan standar etika berupa:
Formulasikan suatu kode perilaku;
? Tetapkan aturan prosedur yang berkaitan dengan masalah-masalah seperti penggunaan jasa komputer untuk pribadi dan hak milik atas program dan data komputer;
? Jelaskan sanksi yang akan diambil terhadap pelanggar, seperti tenguran, penghentian, dan tuntutan;
? Kenali perilaku etis;
? Fokuskan perhatian pada etika secara terprogram seperti pelatihan dan bacaan yang disyaratkan;
? Promosikan undang-undang kejahatan komputer pada karyawan. Simpan suatu catatan formal yang menetapkan pertanggungjawaban tiap spesialis informasi untuk semua tindakan, dan kurangi godaan untuk melanggar dengan program-program seperti audit etika.
? Mendorong penggunaan program rehabilitasi yang memperlakukan pelanggar etika dengan cara yang sama seperti perusahaan mempedulikan pemulihan bagi alkoholik atau penyalahgunaan obat bius;
? Dorong partisipasi dalam perkumpulan profesional;
? Berikan contoh.
KOMPETENSI PEKERJAAN DI BIDANG TI
Kategori lowongan pekerjaan yang ditawarkan di lingkungan Penyedia Jasa Internet (PJI) atau Internet Service Provider (ISP):
1. Web Developer / Programmer;
2. Web Designer;
3. Database Administrator;
4. System Administrator;
5. Network Administrator;
6. Help Desk, dan
7. Technical Support.
Kompetensi dasar standar (standard core competency) yang harus dimiliki oleh ke semua kategori lapangan pekerjaan yaitu:
1. Kemampuan mengoperasikan perangkat keras, dan
2. Mengakses Internet.
1. Web Developer / Programmer
Kompetensi yang harus dimiliki :
1. Membuat halaman web dengan multimedia, dan
2. CGI programming.
2. Web Designer
2. Web Designer;
Kompetensi yang harus dimiliki:
1. Kemampuan menangkap digital image,
2. Membuat halaman web dengan multimedia.
3. Database Administrator
3. Database Administrator;
Kompetensi yang harus dimiliki:
• Monitor dan administer sebuah database
4. Help Desk
Kompetensi yang harus dimiliki:
• Penggunaan perangkat lunak Internet berbasis Windows seperti Internet Explorer, telnet, ftp, IRC.
5. System Administrator
Kompetensi yang harus dimiliki:
• Menghubungkan perangkat keras;
• Melakukan instalasi Microsoft Windows;
• Melakukan instalasi Linux;
• Pasang dan konfigurasi mail server, ftp server, web server, dan
• Memahami Routing
6. Network Administrator
Kompetensi yang harus dimiliki:
• Menghubungkan perangkat keras;
• Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network;
• Administer perangkat network;
• Memahami Routing;
• Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya;
• Mengelola network security;
• Monitor dan administer network security.
7. Technical Support
Kompetensi yang harus dimiliki:
• Menghubungkan perangkat keras;
• Melakukan instalasi Microsoft Windows;
• Melakukan instalasi Linux;
• Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya;
• Penggunaan perangkat lunak Internet berbasis Windows seperti Internet Explorer, telnet, ftp, IRC;
• Pasang dan konfigurasi mail server, ftp server, web server.
Sumber:
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian (Wignjosoebroto, 1999).Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.
1.2 Etika dan Estetika
Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma.
Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma moral, norma agama dan norma sopan santun. Norma hukum berasal dari hukum dan perundang- undangan, norma agama berasal dari agama sedangkan norma moral berasal dari suara batin. Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral berasal dari etika.
1.3 Etika dan Etiket
Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette) berarti sopan santun. Persamaan antara etika dengan etiket yaitu:
• Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.
• Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan.
Perbedaan antara etika dengan etiket
1. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu.Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.
3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
4. Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang manusia dari segi dalam. Penipu misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket namun menipu. Orang dapat memegang etiket namun munafik sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia munafik maka dia tidak bersikap etis. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.
1.4 Etika dan Ajaran Moral
Etika perlu dibedakan dari moral. Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral merupakan rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban manusia.
Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif (tidak sekadar melaporkan pandangan moral melainkan menyelidiki bagaimana pandangan moral yang sebenarnya).
Pluralisme moral diperlukan karena:
1. pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku,daerah budaya dan agama yang hidup berdampingan;
2. modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional;
3. berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-masing dengan ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia harus hidup.
Etika sosial dibagi menjadi:
• Sikap terhadap sesama;
• Etika keluarga;
• Etika profesi, misalnya etika untuk dokumentalis, pialang informasi;
• Etika politik;
• Etika lingkungan hidup; serta
• Kritik ideologi.
Moralitas
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia.
Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia. Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai suami atau isteri.
Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa sumber.
Pluralisme moral
Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif.
Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar, pada argumentasi yang bersedia untuk dipersoalkan tanpa perkecualian. Kritis berarti filsafat ingin mengerti sebuah masalah sampai ke akar-akarnya, tidak puas dengan pengertian dangkal. Sistematis artinya membahas langkah demi langkah. Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral yang seharusnya.
Etika dan Agama
Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut:
1. Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.
2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan.
3. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat maka agama menghadapi masalah moral yang secara langsung tidak disinggung- singgung dalam wahyu. Misalnya bayi tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama.
4. Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.
1.5 Istilah berkaitan
Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis, ethos, iktikad dan kode etik atau kode etika. Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk. Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.
Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis menanyakan usia pada seorang wanita. Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada ungkapan ethos kerja artinya sikap dasar seseorang dalam pekerjaannya, misalnya ethos kerja yang tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya. Kode atika atau kode etik artinya daftar kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah profesi yang disusun oleh anggota profesi dan mengikat anggota dalam menjalankan tugasnya.
PROFESI, KODE ETIK DAN PROFESIONALISME
Definisi Profesi:
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Tiga (3) Ciri Utama Profesi
1. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi;
2. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan;
3. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.
Tiga (3) Ciri Tambahan Profesi
1. Adanya proses lisensi atau sertifikat;
2. Adanya organisasi;
3. Otonomi dalam pekerjaannya.
Tiga Fungsi dari Kode Etik Profesi
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan;
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan;
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi
Etika terbagi atas 2 bidang besar
1. Etika umum
1.1 Prinsip;
1.2 Moral.
2. Etika khusus
2.1 Etika Individu;
2.2 Etika Sosial.
Etika sosial yang hanya berlaku bagi kelompok profesi tertentu disebut kode etika atau kode etik.
Kode Etik
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Sifat Kode Etik Profesional
Sifat dan orientasi kode etik hendaknya:
1. Singkat;
2. Sederhana;
3. Jelas dan Konsisten;
4. Masuk Akal;
5. Dapat Diterima;
6. Praktis dan Dapat Dilaksanakan;
7. Komprehensif dan Lengkap, dan
8. Positif dalam Formulasinya.
Orientasi Kode Etik hendaknya ditujukan kepada:
1. Rekan,
2. Profesi,
3. Badan,
4. Nasabah/Pemakai,
5. Negara, dan
6. Masyarakat.
Kode Etik Ilmuwan Informasi
Pada tahun 1895 muncullah istilah dokumentasi sedangkan orang yang bergerak dalam bidang dokumentasi menyebut diri mereka sebagai dokumentalis, digunakan di Eropa Barat.
Di AS, istilah dokumentasi diganti menjadi ilmu informasi; American Documentation Institute (ADI) kemudian diganti menjadi American Society for Information (ASIS). ASIS Professionalism Committee yang membuat rancangan ASIS Code of Ethics for Information Professionals.
Kode etik yang dihasilkan terdiri dari preambul dan 4 kategori pertanggungan jawab etika, masing-masing pada pribadi, masyarakat, sponsor, nasabah atau atasan dan pada profesi.
Kesulitan menyusun kode etik menyangkut (a) apakah yang dimaksudkan dengan kode etik dan bagaimana seharunya; (b) bagaimana kode tersebut akan digunakan; (c) tingkat rincian kode etik dan (d) siapa yang menjadi sasaran kode etik dan kode etik diperuntukkan bagi kepentingan siapa.
Profesionalisme
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan –serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut– dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan
kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan
(Wignjosoebroto, 1999).
Tiga Watak Kerja Profesionalisme
1. kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil;
2. kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat;
3. kerja seorang profesional –diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral– harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi profesi.
Menurut Harris [1995] ruang gerak seorang profesional ini akan diatur melalui etika profesi yang distandarkan dalam bentuk kode etik profesi. Pelanggaran terhadap kode etik profesi bisa dalam berbagai bentuk, meskipun dalam praktek yang umum dijumpai akan mencakup dua kasus utama, yaitu:
a. Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan respek terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu. Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan ataupun kekuasaan merupakan perbuatan yang sering dianggap melanggar kode etik profesi;
b. Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian yang sulit atau kurang dapat dipertanggung-jawabkan menurut standar maupun kriteria profesional.
ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Dampak pemanfaatan teknologi informasi yang kurang tepat sebagai berikut (I Made Wiryana):
? Rasa takut;
? Keterasingan;
? Golongan miskin informasi dan minoritas;
? Pentingnya individu;
? Tingkat kompleksitas serta kecepatan yang sudah tidak dapat ditangani;
? Makin rentannya organisasi;
? Dilanggarnya privasi;
? Pengangguran dan pemindahan kerja;
? Kurangnya tanggung jawab profesi;
? Kaburnya citra manusia.
Beberapa langkah untuk menghadapi dampak pemanfaatan TI (I Made Wiryana):
a. Desain yang berpusat pada manusia;
b. Dukungan organisasi;
c. Perencanaan pekerjaan;
d. Pendidikan;
e. Umpan balik dan imbalan;
f. Meningkatkan kesadaran publik;
g. Perangkat hukum;
h. Riset yang maju.
Etika Penggunaan TI
Etika secara umum didefinisikan sebagai suatu kepercayaan atau pemikiran yang mengisi suatu individu, yang keberadaannya bisa dipertanggungjawabkan terhadap masyarakat atas prilaku yang diperbuat.
Biasanya pengertian etika akan berkaitan dengan masalah moral. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai prilaku benar dan salah yang diakui oleh manusia secara universal. Perbedaannya bahwa etika akan menjadi berbeda dari masyarakat satu dengan masyarakat yang lain.
Dua aktivitas utama Etika Komputer
(James H. Moore)
1. waspada,
2. sadar.
Tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer
1. kelenturan logika (logical malleability), kemampuan memrograman komputer untuk melakukan apa pun yang kita inginkan.
2. faktor transformasi (transformation factors),
Contoh fasilitas e-mail yang bisa sampai tujuan dan dapat dibuka atau dibaca dimanapun kita berada,
3. faktor tak kasat mata (invisibility factors).
Semua operasi internal komputer tersembunyi dari penglihatan, yang membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat, perhitungan yang rumit terlihat dan penyalahgunaan yang tidak tampak
Hak Sosial dan Komputer
(Deborah Johnson)
1. Hak atas akses komputer, yaitu setiap orang berhak untuk mengoperasikan komputer dengan tidak harus memilikinya. Sebagai contoh belajar tentang komputer dengan memanfaatkan software yang ada;
2. Hak atas keahlian komputer, pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang luas terhadap masyarakat akan terjadinya pengangguran karena beberapa peran digantikan oleh komputer. Tetapi pada kenyataannya dengan keahlian di bidang komputer dapat membuka peluang pekerjaan yang lebih banyak;
3. Hak atas spesialis komputer, pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang terdapat pada komputer yang begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu diperlukan spesialis bidang komputer, seperti kita membutuhkan dokter atau pengacara;
4. Hak atas pengambilan keputusan komputer, meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana komputer diterapkan, namun masyarakat memiliki hak tersebut.
Hak atas Informasi
(Richard O. Masson)
1. Hak atas privasi, sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara individu maupu dalam suatu organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang kerahasiannya;
2. Hak atas Akurasi. Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi yang tidak bisa dicapai oleh sistem nonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun tidak selalu tercapai;
3. Hak atas kepemilikan. Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk program-program komputer yang dengan mudahnya dilakukan penggandaan atau disalin secara ilegal. Ini bisa dituntut di pengadilan;
4. Hak atas akses. Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan mengaksesnya harus melakukan account atau izin pada pihak yang memiliki informasi tersebut. Sebagai contoh kita dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku online di Internet yang harus bayar untuk dapat mengaksesnya.
Kontrak Sosial Jasa Informasi
? Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk menggangu privasi orang;
? Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemroses data;
? Hak milik intelektual akan dilindungi.
Perilaku-perilaku profesional SIM:
? Memanfaatkan kesempatan untuk berperilaku tidak etis;
? Etika yang membuahkan hasil;
? Perusahaan dan manajer memiliki tanggung jawab sosial;
? Manajer mendukung keyakinan etika mereka dengan tindakan.
Sepuluh langkah dalam mengelompokkan perilaku dan menekankan standar etika berupa:
Formulasikan suatu kode perilaku;
? Tetapkan aturan prosedur yang berkaitan dengan masalah-masalah seperti penggunaan jasa komputer untuk pribadi dan hak milik atas program dan data komputer;
? Jelaskan sanksi yang akan diambil terhadap pelanggar, seperti tenguran, penghentian, dan tuntutan;
? Kenali perilaku etis;
? Fokuskan perhatian pada etika secara terprogram seperti pelatihan dan bacaan yang disyaratkan;
? Promosikan undang-undang kejahatan komputer pada karyawan. Simpan suatu catatan formal yang menetapkan pertanggungjawaban tiap spesialis informasi untuk semua tindakan, dan kurangi godaan untuk melanggar dengan program-program seperti audit etika.
? Mendorong penggunaan program rehabilitasi yang memperlakukan pelanggar etika dengan cara yang sama seperti perusahaan mempedulikan pemulihan bagi alkoholik atau penyalahgunaan obat bius;
? Dorong partisipasi dalam perkumpulan profesional;
? Berikan contoh.
KOMPETENSI PEKERJAAN DI BIDANG TI
Kategori lowongan pekerjaan yang ditawarkan di lingkungan Penyedia Jasa Internet (PJI) atau Internet Service Provider (ISP):
1. Web Developer / Programmer;
2. Web Designer;
3. Database Administrator;
4. System Administrator;
5. Network Administrator;
6. Help Desk, dan
7. Technical Support.
Kompetensi dasar standar (standard core competency) yang harus dimiliki oleh ke semua kategori lapangan pekerjaan yaitu:
1. Kemampuan mengoperasikan perangkat keras, dan
2. Mengakses Internet.
1. Web Developer / Programmer
Kompetensi yang harus dimiliki :
1. Membuat halaman web dengan multimedia, dan
2. CGI programming.
2. Web Designer
2. Web Designer;
Kompetensi yang harus dimiliki:
1. Kemampuan menangkap digital image,
2. Membuat halaman web dengan multimedia.
3. Database Administrator
3. Database Administrator;
Kompetensi yang harus dimiliki:
• Monitor dan administer sebuah database
4. Help Desk
Kompetensi yang harus dimiliki:
• Penggunaan perangkat lunak Internet berbasis Windows seperti Internet Explorer, telnet, ftp, IRC.
5. System Administrator
Kompetensi yang harus dimiliki:
• Menghubungkan perangkat keras;
• Melakukan instalasi Microsoft Windows;
• Melakukan instalasi Linux;
• Pasang dan konfigurasi mail server, ftp server, web server, dan
• Memahami Routing
6. Network Administrator
Kompetensi yang harus dimiliki:
• Menghubungkan perangkat keras;
• Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network;
• Administer perangkat network;
• Memahami Routing;
• Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya;
• Mengelola network security;
• Monitor dan administer network security.
7. Technical Support
Kompetensi yang harus dimiliki:
• Menghubungkan perangkat keras;
• Melakukan instalasi Microsoft Windows;
• Melakukan instalasi Linux;
• Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya;
• Penggunaan perangkat lunak Internet berbasis Windows seperti Internet Explorer, telnet, ftp, IRC;
• Pasang dan konfigurasi mail server, ftp server, web server.
Sumber:
TULISAN EPTSI / PELUANG KERJA DI DUNIA IT
Artikel ini ditulis karena kita memiliki background yang
sama yaitu berkarya
dan berdakwah di dunia IT. Nah siapa pun yang masuk didunia
IT pasti merasakan
betapa waaahnya dunia IT ini, hehe. Kenapa bisa begitu? Yah
merasa gak merasa
Ini adalah artikel yang bener-bener bikin wah, pengen
belajar ilmu dibidang IT.
Peluang IT saat ini
Meski masih banyak dibutuhkan di dalam negeri, peluang kerja di negeri orang
pun terbuka lebar.
Dua tahun lalu ada
berita yang cukup heboh sekaligus membanggakan buat bangsa
Indonesia. Mungkin Anda masih ingat dengan nama Harianto
Wijaya.
Yang pasti, putra
bangsa ini tercatat sebagai penerima pertama surat izin
bekerja bagi warga asing di Jerman, langsung dari Menteri
Tenaga Kerja Walter
Riester. Harianto yang kala itu juga mahasiswa program
doktor Jurusan
Informatika di Universitas Teknik (RWTH) Aachen, Jerman,
memang punya prestasi
pendidikan TI (teknologi informasi) yang luar biasa. Tidak
heran ia bisa
mendapatkan green card.
Mengapa negara
sekaliber Jerman mesti mendapat suplai tenaga TI dari luar
negaranya? Kurang sumber daya? Dugaan itu ternyata betul.
Perkembangan pesat
teknologi informasi memang tidak hanya membuat ketar-ketir
negara dunia ketiga,
negara dunia pertama
macam Jerman pun mulai merasakan akibatnya: kekurangan
pakar TI yang tidak bisa didapatkan dari kalangan sendiri.
Maklum, jumlah yang
dibutuhkan juga tak bisa dibilang sedikit. Tercatat saat
itu sekitar 75.000 orang diperlukan oleh Jerman. Itu baru
Jerman, belum negara
lain. Tahukah Anda ternyata negara sebesar dan semaju
Amerika Serikat(note:
Bidang IT) pun masih mengimpor tenaga TI dari negara-negara
di Asia, seperti
India dan Cina.
Lowongan dari luar Indonesia untuk tenaga kerja TI kita banyak. Yang
tercatat
pada kami bisa puluhan ribu lowongan, jelas Edi
S. Tjahya, managing director
JobsDB.com - sebuah portal informasi lowongan kerja.
Lowongan sebanyak itu pun
baru untuk wilayah Asia Pasifik.
Mengail di Negeri Orang
Secara kualitatif, kondisi sumber daya manusia Indonesia di bidang IT
tidak
kalah kualitas dibanding SDM dari negara seperti India
sekalipun, papar Heru
Nugroho, CEO PT Work IT Out, sebuah perusahaan penyalur
tenaga kerja TI ke luar
negeri.
Peluang bagi tenaga
kerja TI untuk keluar negeri pun terbuka luas, seperti
yang diungkapkan oleh Budi Raharjo, pakar TI dari Institut
Teknologi Bandung.
Kesempatan tetap terbuka, apalagi
didukung oleh faktor bergesernya dominasi
India yang dikenal sebagai sumber SDM TI,tambah Budi.
Tawaran gajinya pun
cukup menggiurkan. Bayangkan, untuk tenaga kerja TI kelas
pemula sampai menengah, perusahaan di luar negeri berani
menawarkan upah
sekitar US$ 400 sampai US$ 600 (sekitar Rp 3, 6 juta sampai
Rp 5,5 juta) per
bulan.
Di kelas yang sama di dalam negeri, paling mereka hanya ditawarkan gaji
sekitar Rp 900.000 sampai Rp 2,5 juta per bulannya, ungkap Heru.
Itu baru yang pemula.
Untuk yang sudah punya keahlian spesifik dan
berpengalaman, di luar negeri gajinya bisa mencapai US$
2.000 - 2.500 (sekitar
Rp 18,2 juta sampai 22,7 juta) per bulan. Tiga kali lipat
dibanding di dalam
negeri yang pasarannya sekitar Rp 7 sampai 10 juta.
Bidang kerja TI yang
terbuka pun beragam dan hampir sama dengan yang ada di
lokalan. Engineer untuk
networking dan wireless serta programer, yang banyak
dicari, ujar Budi.
Heru pun sependapat
dengan Budi. Hanya saja, tenaga TI yang memiliki kemampuan
terspesialisasi seringkali dicari.
Kebanyakan yang dicari adalah pada bidang yang spesifik, misalnya
SAP.
Sayangnya agak susah mencari tenaga kerja yang sudah
spesifik ini. Saya pernah
kesulitan mencari tenaga analis dan programer spesifikasi
Oracle, yang juga
mesti menguasai detil dengan segala aksesori aplikasinya, papar Heru.
Masalah Kualitas
Meski terbuka peluang
kerja di luar negeri dan di dalam negeri, umumnya
perusahaan di luar negeri menyodorkan banyak persyaratan,
yang memang agak
susah untuk ditembus. Nah, yang jadi persoalan
ujung-ujungnya adalah kualitas.
Kendala bahasa Inggris memang biasanya menjadi penghambat, tandas Hadrian
Nataprawira, CEO DBMnet, yang bergerak di bidang pendidikan
web bersertifikasi.
Juga faktor kultur yang berbeda.
Masalah lain yang
muncul adalah jarangnya tenaga ahli yang andal dan
berpengalaman di Indonesia. Sebagai
contoh, sulit mencari Java programmer
dengan pengalaman lima tahun, padahal umumnya di Indonesia
baru berpengalaman
tiga tahun. Beda dengan India, papar
Budi.
Persyaratannya pun
tidak sebatas ijazah dari universitas atau lembaga
pendidikan. Khusus untuk luar
negeri, kalau cuman sebatas itu, agak susah kami
memasarkannya. Pengalaman kerja dan sertifikasi keahlian
bertaraf internasional
merupakan hal yg cukup mutlak, ujar
Heru.
Perlu Sertifikasi
Di lapangan kerja di luar, sertifikat keahlian TI seperti
Microsoft, Cisco,
dan sejenisnya lebih dihargai. Beda dengan di Indonesia yang
mesti mengikuti
standar Bappenas. Punya sertifikat seabreg-abreg, tapi tidak
punya gelar S1,
maka akan dihargai rendah, papar
Budi
Sertifikasi berbeda
dengan ujian, lisensi ataupun registrasi. Sertifikasi ini
adalah semacam pengakuan keahlian yang dikeluarkan oleh
vendor TI yang terkait.
Misalnya sertifikasi Microsoft, Cisco, Unix, Oracle, Lotus,
dan sebagainya.
Intinya sih,
sertifikasi ditujukan untuk membentuk standar kemampuan dan
penguasaan kerja TI. Mereka yang memiliki sertifikasi
Microsoft, misalnya, akan
diakui kemampuannya dalam mengoperasikan aplikasi-aplikasi
keluaran Microsoft.
Hal ini dikarenakan mereka secara langsung sudah di-training
dan dididik oleh
Microsoft training center atau lembaga pendidikan yang
ditunjuk oleh Microsoft.
Lembaga pendidikan
bersertifikasi ini pun sekarang cukup banyak. Seiring
semakin sadarnya para ahli TI untuk mengikuti perkembangan
teknologi yang pesat.
Memang, ada perbedaan
yang mendasar mengenai pentingnya sertifikasi dan
ijasah. Ijazah adalah hasil pendidikan secara formal, dan
sertifikasi adalah
hasil belajar non-formal (semacam kursus). Idealnya, seseorang SDM TI memiliki
keduanya, ijazah dan sertifikasi, papar
Bambang Wahyudi, Dekan Faklutas Ilmu
Komputer, Universitas Gunadarma.
LOWONGAN
(note:sering baca
lowongan biar tau pasaran skill yang banyak dicari orang,
trus biar siap kita diluar sana)
www.jobstreet.com
www.itjobs.org
www.careerbuilder.com
www.clickitjobs.com
www.jobsdb.com
www.dice.com
www.hotjobs.com/htdocs/channels/tech
www.how2findajob.com
www.itcareersource.com
www.itwow.com
www.jobcircle.com
jobs.internet.com
www.jobs.net/locations/id/indonesia.html
MODAL
Jika Anda ingin
mencoba peruntungan Anda di bidang TI pada peluang kerja di
luar negeri atau pun dalam negeri, tentu saja Anda mesti
punya bekal. Apa saja
modal yang mesti Anda miliki? Ancar-ancarnya sebagai
berikut:
Berkemampuan bahasa
internasional, minimal fasih bahasa Inggris(soalnya banyak
artikel yang ditulis pakek bahasa ini)
Pengalaman kerja
cukup
Memiliki sertifikasi
keahlian atau spesialisasi di bidang TI bertaraf
internasional(ini bener-bener akan memudahkan kita) Memiliki
etika kerja yang
baik(ini yang penting saudara-saudara, klo gak punya
siap-siap dikucilkan,
Sabtu, 01 Juni 2013
TUGAS KE 10 EPTSI
MEMULIHKAN SINYAL
ANDROID
Mengembalikan Sinyal Android yang Hilang Mendadak - Android
merupakan system operasi yang masih tergolong baru, bersifat open source untuk
Smartphone dan Tablet. Dengan menggunakan Android, kita akan merasakan
pengalaman baru dalam berinteraksi, berkomunikasi dan berkreasi. Karena apa?
Android memiliki sejuta fitur yang pada umumnya belum ada di system operasi
Smartphone lain.
Android kaya akan sejuta fitur. Beberapa diantaranya
mencakup fitur-fitur yang sudah umum seperti Auto rotation, Brightness sensor,
fitur anti air atau fitur lain seperti yang baru diperkenalkan oleh Samsung
beberapa waktu ini yaitu Air Gesture. Air Gesture atau yang biasa disebut
Flying Touch memudahkan kita dalam mengoperasikan android. Kita hanya perlu
melayangkan tangan kita kearah yang kita mau tanpa menyentuh layar tersebut,
secara otomatis ponsel akan merespon gerakan tangan kita tadi. Tentunya itu
akan memudahkan kita nanti dalam mengoperasikan android misal bila tangan kita
sedang kotor atau basah atau yang lain.
Baik itu tadi hanya sepucuk pembahasan mengenai android
beserta kehebatannya, kembali ke topik pembahasan kali ini saya akan menjawab
beberapa permasalahan yang kerap kali muncul pada kebanyakan user android, yaitu
soal jaringan. Mungkin ini sepele namun susah juga kalau kejadian.
Android yang kini sudah banyak yang memakai teknologi LTE,
teknologi jaringan tercepat setelah HSPA sering kali mengalami gangguan
terhadap jaringan. Sebetulnya bukan hanya android namun kebanyakan OS lain juga
sering mengalami kejadian yang mirip. Seperti hilang jaringan sinyal pada waktu
berpindah tempat, hilang sinyal pada saat ponsel berada diruang yang
tertutup/didalam tas, hilang sinyal dengan sendirinya, atau hilang sinyal
setelah ganti kartu provider. Biasanya itu semua terjadi belum tentu karena kesalahan
kita namun bisa jadi error semacam itu muncul karena pihak operatornya. Namun
alangkah baiknya bila anda mengikuti tutorial saya dibawah ini.
Sebelum anda
melakukan cara-cara yang rumit, coba diingat-ingat bagaimana jaringan sinyal
anda bisa hilang. Apakah ponsel android nya habis terjatuh, atau tiba-tiba
menghilang begitu saja saat anda sedang memakai layanan internet atau sesudah
menelepon seseorang.
TULISAN KE 9 EPTSI
MANFAAT DONOR DARAH
Selain meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga,
memiliki tubuh yang sehat juga bisa ditempuh dengan cara lain, yakni
meningkatkan aktivitas sosial seperti donor darah.
Di Indonesia manfaat kesehatan donor darah masih belum
dikampanyekan secara tepat, sehingga masih banyak yang menganggap bahwa donor
darah tidak memiliki dampak positif bagi kesehatan. Hal tersebut diperparah
dengan munculnya mitos bahwa kesehatan tubuh akan menurun setelah donor darah.
Ini sama sekali tidak benar!
Lantas apa saja manfaat kesehatan yang bisa kita dapatkan
melalui donor darah secara rutin?
Bantu Kurangi Kelebihan Zat Besi
Penelitian menyebutkan bahwa donor darah dapat membantu
mengurangi kelebihan zat besi dalam darah. Kelebihan zat besi dalam tubuh bisa
sangat berbahaya, karena sering dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit
kardiovaskular.
Secara umum, wanita
subur akan mengurangi kadar zat besi tubuhnya setiap bulan melalui proses menstruasi.
Sedangkan pria atau wanita pasca-menopause tidak mengalami pembuangan zat besi
dalam tubuh secara teratur, sehingga sangat mungkin menjadi faktor risiko
terbesar terkena penyakit jantung.
Bantu Deteksi Masalah Kesehatan
Sebelum Anda melakukan donor darah, petugas medis akan
memberi Anda pertanyaan seputar riwayat kesehatan serta melakukan pemeriksaan
dasar kesehatan seperti tekanan darah, temperatur tubuh, kadar kolesterol, dan
hemoglobin darah. Petugas juga akan memeriksa apakah Anda berpotensi menularkan
penyakit berbahaya seperti HIV, hepatitis, dan lainnya. Dengan cara ini para
pendonor darah akan menyadari apakah mereka memiliki kualitas darah yang sehat
ataukah harus memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut.
Turunkan Risiko Kanker
Berdasarkan Miller-Keystone Blood Center, melakukan donor
darah secara konsisten sering dikaitkan dengan penurunan risiko kanker seperti
pada liver, paru-paru, kolon, dan tenggorokan. Risiko serangan kanker akan
menurun seiring produksi sel-sel darah merah baru segera setelah sel-sel darah
merah yang lama dikeluarkan melalui proses donor darah.
Turunkan Risiko Penyakit Jantung bagi Orang Overweight
Orang overweight mungkin bisa meningkatkan kesehatan mereka
dengan mendonasikan darah secara rutin. Itulah yang disampaikan dalam sebuah
studi yang dilakukan di Charité-University Medical Centre Berlin.
Dalam studi tersebut, beberapa orang overweight dengan
sindrom metabolikyang telah diambil darahnya mengalami penurunan tekanan darah,
bersama dengan perubahan lain yang terkait dengan penurunan risiko penyakit
jantung, kata para peneliti.
Sindrom metabolik adalah kumpulan gejala yang berhubungan
dengan penyakit jantung, termasuk gula darah tinggi, tekanan darah tinggi dan
rendahnya kadar kolesterol “baik” dalam darah. Sindrom tersebut telah dikaitkan
dengan meningkatnya risiko stroke, penyakit arteri koroner dan diabetes tipe 2.
Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan apakah donor
darah bisa dijadikan sebagai perawatan yang tepat bagi pasien overweight yang
mengalami sindrom metabolik.
TULISAN KE 8 EPTSI
ABSEN MENGGUNAKAN ATM
Sejak awal tahun 2012 seluruh unit kerja BRI ada hal yang
baru, bukan karena tahun baru jadi ada hal baru... Hal apakah tersebut?
Yang saya maksud
adalah absensi kehadiran menggunakan kartu ATM di EDC (Electronic Data
Capture). Buat yang nggak familiar dengan EDC, ini adalah alat yang biasa
digunakan untuk gesek kartu debit atau kartu atm di merchant saat kita belanja.
Sebelumnya semua pegawai mendata kehadirannya menggunakan
kartu absensi dari kertas dan di 'ceklok' ke mesin Amano (sebenarnya Amano ini
adalah sebuah merk). Tetapi terhitung tanggal 2 Januari ini unit kerja BRI
seluruh Indonesia harus absen menggunakan kartu ATM di mesin EDC.
Ya jelas ada
kerempongan (baca : kerepotan) dimana-mana. Karena piloting absensi ini pertama
dilaksanakan di beberapa Divisi di Kantor Pusat dan salah satu cabang di
Jakarta. Lalu per tahun ini unit kerja di seluruh Indonesia wajib menggunakan
EDC.
Yang awalnya ga
familiar atau unit kerjanya gak siap, jelas jadi ribet. Menambahkan pegawai,
memaintenance pegawai, lalu jam kerja yang tidak sama antara kantor pusat
dengan di cabang, portal absen untuk maintenance.
Nah ujung-ujungnya
unit kerja mencari bala bantuan ke Kantor Pusat. Dan tidak lain sebagai first
level-nya permasalahan di Cabang adalah di Helpdesk... Padahal kami juga salah
satu kelinci percobaan absen tersebut sejak pertengahan tahun lalu. Tiba-tiba
banyak pertanyaan dari unit kerja masalah absen awalnya kami pontang-panting
juga. Yah, terlanjur helpdesk itu disebut superman yang tahu segalanya, jadi ya
dengan segala cara kami harus tahu jawaban dari setiap pertanyaan unit kerja.
Kalau dilihat secara
sekilas memang repot juga absen seperti ini. Karena kita harus gesek kartu atm
ke EDC lalu absen disana (prosesnya juga harus masukin no pin atm). Yang bikin
lebih ribetnya adalah ketika jaringan EDC nya bermasalah. Sudah nyaris telat
trus jaringan lambat, trus koneksi putus. Saat absen lagi, karena udah kelamaan
jadi terhitung telat deh. Karena telat beberapa detik pun akan ada warning :
"anda telat 0 jam 0 menit 15 detik" misalnya...
Tetapi kalau saya sih
lebih melihat ke arah positifnya saja, diantaranya:
1. Kita akan lebih
hemat kertas. Dengan absen lewat kartu ATM, manajemen tidak perlu beli kertas
absensi dan pada akhirnya akan menghemat biaya alat tulis kantor. Bayangin aja
berapa penghematan yang akan terjadi karena seluruh unit kerja absen lewat EDC.
Unit kerja BRI sekarang sudah ada 7000 lebih.
2. Kalau ga pake
kertas, pasti ga akan beli mesin amano lagi untuk absen ceklok. Hemat lagi kan?
Pasti siapapun juga paling seneng deh sama satu kata ini... Efesiensi biaya.
3. Gak bisa titip
absen lagi. Kalau jaman absen kertas kan bisa titip absen ke temen. Kalau
sekarang, mau titip absen ya harus sekalian titipin pin atm-nya juga. Pasti
mikir lagi.
4. Gak bisa ngakalin
absen lagi. Dulu saya liat beberapa oknum yang suka ngakalin absen, tapi sejak diberlakukannya absen
EDC jelas aja sistem yang baca. Kalau pagi ga absen pasti sorenya ga bisa absen
pulang, muncul warning "Anda belum absen datang". Atau kalau
kecepetan pulang, "Anda cepat pulang 0 jam 0 menit 39 detik"
misalnya, atau contoh yang lain.
5. Lebih praktis
untuk laporan ke SDM. Kalau sebelumnya fotocopy absen amano trus di kirim ke
SDM, sekarang bisa tinggal print untuk 1 orang per lembar. Nah dari sini jadi
hemat kertas lagi kan.
6. Lebih disiplin,
untuk saya sendiri efek pake absen seperti ini adalah saya jadi lebih tertib.
Awalnya saya jadi terpaksa tidak boleh telat datang ke kantor (padahal kos
belakang kantor tapi sering telat), tetapi akhirnya saya jadi terbiasa datang
lebih pagi karena tidak mau telat di EDC.
7. Nah poin 6 juga
mudah-mudahan ada efeknya buat bos-bos. Kadang ada kan bos yang suka datang
telat, padahal kalo anak buahnya dilarang telat (untung bos saya, bos teladan).
Mudah-mudahan dengan diberlakukannya sistem ini, bos-bos yang tadinya suka
datang telat jadi datang pagi juga.
Apapun itu, pada saat
awal implementasi pasti repot juga, karena semuanya belum terbiasa. Tapi lambat
laun semua pasti biasa dan menjadi tertib pada akhirnya... Yah kita ambil segi
positifnya saja dari ini.
TULISAN KE 7 EPTSI
Membuat Toko Baju Online
Toko baju online saat ini memang tengah membanjiri
perdagangan di Indonesia . Tidak peduli apakah anda seorang mahasiswa atau ibu
rumah tangga atau mungkin anda karyawan dalam sebuah perusahaan pun dapat
memulai usaha yang tentunya memiliki peluang yang menggiurkan. Salah satu toko
baju online yang bisa dijadikan contoh adalah toko baju online dari
tokobajukoo.com
Apabila anda tertarik dengan bisnis toko baju online ini,
untuk memulai membukanya ada beberapa tahap yang harus anda lakukan. anda perlu
menyewa suatu tim web developer (jasa pembuatan web/toko online), mendiskusikan
jumlah bayaran dan juga fitur di kemudian hari dan membiarkan mereka
melaksanakan tugasnya. Sedangkan untuk barang dagangan, bagi yang belum
memiliki modal besar bisa menggunakan sistem dropship dari toko online lain
ataupun menjadi reseller dalam jumlah kecil. Dalam Prosesnya, anda harus
memperhatikan secara detail pada setiap tahap yang dilakukan.
Secara garis besar, ada beberapa tahap yang harus anda
pahami sebelum anda membuka toko baju online, diantaranya yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan dalam membuka toko baju online ini berkaitan
dengan berbagai hal yang akan anda lakukan dalam memulai usaha ini. Seperti,
jenis produk baju apa yang akan anda tawarkan dan memiliki potensi penjualan
tinggi, apakah anda akan menggunakan sistem dropship atau tidak, cara pemesanan
yang mempermudah konsumen hingga sistem pembayaran. Beberapa hal ini harus anda
rencanakan secara matang sebelum memutuskan untuk membuka toko baju online.
2. Mengembangkan
strategi pemasaran
Tahap ini harus anda pahami demi perkembangan toko baju
online anda. Bagaimana strategi yang dapat anda lakukan untuk mendatangkan
lebih banyak pengunjung dan memelihara hubungan yang baik dengan konsumen.
3. Aspek teknis
Meskipun nantinya anda bekerja sama dengan web developer,
setidaknya anda juga mengerti bagaiamana setiap komponen bekerja dalam
membentuk toko baju online di dunia maya. Anda tidak perlu mengerti secara
detail, setidaknya mengenai dasar-dasarnya saja.
Cukup mudah untuk dimengerti bukan? Sejak munculnya toko
baju online, masyarakat pun cenderung memilih untuk belanja online daripada
harus datang langsung ke toko. Hal ini tentunya sangat menguntungkan konsumen
karena dari segi waktu akan lebih efisien dan kelebihan ini dapat menjadi
peluang besar bagi anda yang ingin membuka toko baju online.
Demikian uraian yang dapat admin berikan mengenai toko baju
online. Semoga dapat memberikan manfaat khususnya bagi anda yang memiliki
rencana untuk membuka toko baju online.
Langganan:
Postingan (Atom)