Dewasa ini kebutuhan informasi masyarakat Indonesia mulai
berkembang.Tidak hanya pada kebutuhan semu dan sesaat namun telah menjadi
kebutuhan yang kontinyu dan rutin.Berbagai kebutuhan informasi baik mulai dari
dunia hiburan, ekonomi-bisnis, politik, keilmuan, sampai hal yang sepele pun menjadi
konsumsi khalayak.Informasi kini telah dinilai oleh masyarakat kita sebagai
suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu hingga untuk kepentingan
profesional, informasi kini mulai ditanggapi positif oleh masyarakat.Posisi
informasi sebagai kebutuhan esensial dijadikan masyarakat kita untuk mencapai
tujuan melalui manfaat yang diperolehnya.
Dengan ketersediaan informasi, manusia dapat memperluas
cakrawala pengetahuannya, memahami kedudukan serta peranan dalam masyarakat dan
mengetahui apa saja peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat
tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan
penyajian dan intepretasi fakta peristiwa. Melalui media massa masyarakat
mendapatkan suatu bentuk penyajian informasi berupa berita.
Berita bukanlah suatu informasi yang selalu terkait dengan segala peristiwa sebab tidak semua peristiwa menjadi buah bibir yang diberitakan. Berita sendiri lebih menitikberatkan konstruksi suatu realitas yang proses intepretasinya menggunakan ragam bahasa yang telah terukur. Sehingga bahasa dapat dikatakan memegang peranan penting dalam membentuk opini publik.
Berita bukanlah suatu informasi yang selalu terkait dengan segala peristiwa sebab tidak semua peristiwa menjadi buah bibir yang diberitakan. Berita sendiri lebih menitikberatkan konstruksi suatu realitas yang proses intepretasinya menggunakan ragam bahasa yang telah terukur. Sehingga bahasa dapat dikatakan memegang peranan penting dalam membentuk opini publik.
Namun sayangnya terdapat permasalahan berkaitan dengan
berita yang dilansir oleh media massa. Tak jarang pemberitaan masih kurang
objektif dari realitas sebenarnya selain itu keterbatasan pengupasan data dan
fakta yang disajikan dalam suatu berita menjadikannya friksi.Dalam artian fakta
telah terkontaminasi oleh opini dan subyektivitas penulis berita atau bahkan
fakta dimanipulasi oleh sebgaian pihak demi kehendak tertentu.
Hal ini kemudian mengakibatkan
gelombang opini publik yang kuat terhadap suatu persoalan yang diberitakan.
Entah itu penilaian positif sebagai hegemoni citra positif yang diposting media
massa atau membentuk opini negatif publik akan suatu perkara. Citra positif
yang tidak sesuai dengan realita mengakibatkan kebohongan publik sedangkan
opini negatif yang terus menerus dilansir akan menyebabkan tersugestinya rasa
dendam dan kebencian sehingga aroma permusuhan publik mengental akan suatu
persoalan. Dengan demikian kunci permasalahan adalah penyajian berita yang
mampu memberikan deskripsi permasalahan seobjektif mungkin sehingga tendensi
opini publik ke arah yang negatif dapat terkontrol.
Dalam tulisan ini nantinya akan
dijelaskan lebih jauh mengenai peran media massa dalam perkembangan informasi
beserta permasalahan yang timbul. Definisi berita, definisi media massa dan
jenis-jenisnya, konsep media massa yang ideal dampak dari kehadiran media massa
hingga pada solusi dan action plan yang diterapkan dalam menghadapi
permasalahan sosial tersebut.
Sebelum membahas lebih jauh tentang
peranan media massa melalui berita dalam membentuk karakter publik, ada baiknya
kita mengenal etimologi dari media massa dan berita sebagai bagian yang terkait
didalamnya.
Definisi
berita menurut sebagian para pakar komunikasi antara lain dijabarkan sebagai
berikut:
1. Dean M. Lyle Spencer : Berita adalah
suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar
dari pembaca.
2. Willard C. Bleyer : Berita adalah
sesuatu yang termasa ( baru ) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam
surat kabar. Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makana bagi pembaca
surat kabar, atau karena dapat menarik pembaca - pembaca tersebut.
3. William S Maulsby : Berita adalah suatu
penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting
dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat
berita tersebut.
4. J.B. Wahyudi : Berita adalah laporan
tentang peristiwa atau pendapat yang memilki nilai penting, menarik bagi
sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan melalui media massa periodik.
5. Djafar H Assegaf : Berita adalah
laporan tentang fakta atau ide yang termasa ( baru ), yang dipilih oleh staff
redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca.
Entah karena luar biasa, entah karena pentingnya, atau akibatnya, entah pula
karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.
Dari
beberapa definisi berita menurut pakar jurnalistik diatas dapat diperoleh suatu
sintesa intisari dari pengertian berita. Unsur-unsur inti berita meliputi
laporan, kejadian/peristiwa/pendapat yang menarik dan penting, serta disajikan
secepat mungkin (aktual) melalui media massa periodik.
Sedangkan sintesa pengertian dari media
massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak
yang tersebar, heterogen, dan anonim melewati media cetak atau elektronik,
sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Pengertian ’’dapat’’ di sini menekankan pada pengertian, bahwa jumlah
sebenarnya penerima pesan informasi melalui media massa pada saat tertentu
tidaklah esensial. Yang penting ialah pesan itu dapat sampai pada sejumlah
besar orang yang secara tempat tersebar atau "The communicator is a social
organization capable or reproducing the message and sending it simultaneously
to large number of people who are spartially separated"(Tan, 1981 : 73).
Adapun bentuk media massa, secara garis
besar, ada dua jenis, yaitu : media cetak (surat kabar dan majalah, termasuk
buku-buku) dan media elektronik (televisi dan radio, termasuk internet).
Dari dua pengertian diatas, semakin
jelas peran media dalam kehidupan sosial suatu kelompok.Media bersifat
menghubungkan masyarakat dengan persoalan. Pandangan media akan realitas
persoalan akan menentukan isi simbolik realitas. Selain itu terdapat enam
perspektif dalam melihat peran media dalam kehidupan sosial.
Pertama, melihat media massa sebagai
window on event and experience. Media dipandang sebagai jendela yang
memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. Atau media
merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa.
Kedua, media juga sering dianggap
sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful
reflection. Cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang
merefleksikan apa adanya. Karenanya para pengelola media sering merasa tidak
“bersalah” jika isi media penuh dengan kekerasan, konflik, pornografi dan
berbagai keburukan lain, karena memang menurut mereka faktanya demikian, media
hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal
sesungguhnya, angle, arah dan framing dari isi yang dianggap sebagai cermin
realitas tersebut diputuskan oleh para profesional media, dan khalayak tidak
sepenuhnya bebas untuk mengetahui apa yang mereka inginkan.
Ketiga, memandang media massa sebagai
filter, atau gatekeeper yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian
atau tidak. Media senantiasa memilih issue, informasi atau bentuk content yang
lain berdasar standar para pengelolanya. Di sini khalayak “dipilihkan” oleh
media tentang apa-apa yang layak diketahui dan mendapat perhatian .
Keempat, media massa acapkali pula
dipandang sebagai penunjuk jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan
menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternative yang beragam
Kelima, melihat media massa sebagai
forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak,
sehingga memungkin terjadinya tanggapan dan umpan balik.
Keenam, media massa sebagai
interlocutor, yang tidak hanya sekadar tempat berlalu lalangnya informasi,
tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi
interaktif (press relation).
Peran media dalam masyarakat diatas
nantinya akan membawa dampak dan perubahan yang signifikan bagi kehidupan
sosial. Berbagai produk media yang disuguhkan pada pemirsanya memberikan
sugesti dan pengaruh yang menyebabkan perubahan sosial.Menurut Karl Erik
Rosengren pengaruh dan dampak media dapat dilihat dari skala kecil (individu)
dan luas (masyarakat) serta cepat atau lambatnya pengaruh itu menyebar.
Artinya dampak media massa dapat meluas
kepada siapapun secara holistik. Dan secara simultan dampak media massa membawa
masayarakat menuju suatu perubahan. Tinggal bagaimanakah wujud perubahan itu,
apakah positif atau negatif.
Peran media massa dinilai berperan
positif bagi masyarakat apabila media dapat menyebarkan dan menanamka
nilai-nilai moral sebagai contoh mencintai sesama manusia, menjunjung tinggi
moral, menghormati hak-hak orang lain, menyebarkan tradisi saling memaafkan dan
mangasihi. Oleh karena itu penyuguhan berita dan siaran di media massa walaupun
menghibur harus tetap mendidik untuk membangun perilaku masyarakat yang
sehat.
Media massa juga bisa berperan sebagai
sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam
hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat.Sekarang ini,
media memiliki andil yang penting dalam mengajak masyarakat untuk memerangi
kekerasan, dan tindak kriminalitas.
Media sebagai kekuatan strategis dalam
menyebarkan informasi merupakan salah satu otoritas sosial yang berpengaruh
dalam membentuk sikap dan norma sosial suatu masyarakat. Media massa bisa
menyuguhkan teladan budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.
Namun terdapat dampak negatif dari
penyuguhan berita maupun tayangan oleh media massa. Produk media massa akan
membentuk opini dan perspektif publik yang negatif. Sebagai contoh tayangan
iklan yang menampilkan produk rokok atau minuman keras yang terbukti
berdasarkan riset terbaru mengungkap bahwa iklan semacam itu terbukti
mensugesti anak-anak dan remaja untuk mencoba mengkonsumsinya.Sedangkan berita
yang masih mencampurkan antara objek faktual dengan opini penulis dimungkinkan
dapat menyebarluaskan rasa permusuhan dan berbagai tindakan anarkis.
Dampak negatif lain adalah berubahnya
gaya hidup. Pada negara berkembang penyajian berita maupun tontonan asing
membuat kebudayaan dan nilai-nilai lokal tergilas oleh modernisasi ala barat
yang bersebrangan dengang paradigma budaya indonesia yang lebih bertendensi
ketimuran.
Dalam taraf personal, media massa
terbukti mengubah gaya hidup dan kecenderungan beraktifitas pemirsanya. Contoh
dalam hal ini adalah tayangan atau siaran yang tersaji dalam program media
elektornik seperti televisi, radio atau internet. Sejumlah peneliti
mengungkapkan terlalu lama menyimak tayangan atau siaran yang disajikan media
akan membuat gaya hidup semakin pasif dan malas bergerak. Kurangnya aktivitas
fisik akan mempengaruhi kualitas kesehatan tiap-tiap individu.
Untuk menghadapi dampak-dampak negatif
diatas diperlukan suatu solusi sekaligus suatu rancangan action plan yang
bersifat preventif maupun penindakan. Mengingat posisi negeri pada masa
globalisasi, tidak mungkin kita untuk mengelak dari perkembangan dan kemajuan
teknologi berikut media massa. Media massa sebagai penggerak opini publik menjadikannya
sebagai alat pengonstruksi masyarakat. Contoh konkret penanggulangan opini
publik yang negatif telah dijelaskan dalam sosiologi komunikasi yang mengenal
opinion leader atau pemuka pendapat. Media massa diharapkan lebih sering
menayangkan pendapat dan argumentasi pemuka masyarakat seperti tokoh agama,
tokoh kebudayaan, para pakar hingga para pemerhati masalah sosial. Sehingga
diharapkan opini publik selalu terjaga dalam rel objektivitas positif.
Selain itu yang lebih penting adalah
adanya peraturan pemerintah mengenai undang-undang pers, undang-undang
perfilman dan undang-undang penyiaran. Dari regulasi yang ditetapkan itu
nantinya diatur mekanisme akan pemberian sanksi tegas terhadap siapapun yang
melanggarnya.
Hal lain yang menyokong dua action plan
diatas adalah adanya upaya partisipasi masyarakat untuk bersama-sama mencegah
dampak buruk dari globalisasi media. Dengan demikian terciptalah kebebasan pers
yang dinamis dalam perkembangan informasi dan positif bagi pembentukan karakter
masyarakat bangsa serta aktif dalam menjalankan peran pembangunan bangsa.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar